Sunday, March 6, 2022

Urgensi Penguasaan Media Pembelajaran Bagi Guru Dan Bagaimana Inplementasi Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Sebelum, Selama Pandemi, Dan Pasca Pandemi.

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

1.1         Latar Belakang

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnaiinteraksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakankegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telahdirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.Kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif peserta didik untuk membangun makna atau pemahaman terhadap suatu objek atau suatu peristiwa. 

Sedangkan, kegiatan mengajar merupakanupaya kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung jawab pada peserta didik untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun gagasan melaluikegiatan belajar sepanjang hayat. Gagasan dan pengetahuan ini akan membentuk keterampilan, sikap,dan perilaku sehari-hari sehingga peserta didik akan berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya.Kegiatan belajar dan mengajar inilah yang disebut orang sebagai pembelajaran (Depdiknas, 2003 :10

Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan Peserta Didik. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan Peserta Didik menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode pembelajaran.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi Peserta Didik, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap Peserta Didik. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar Peserta Didik, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman Peserta Didik terhadap pelajaran.

Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar Peserta Didik.

Dalam hal ini guru juga diharapkan agar sedapat mungkin memperbanyak pengkajian dan pendalaman konsep dasar ilmu-ilmu sosial untuk menginovasikan materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan lebih menarik dan Peserta Didik belajar akan lebih antusias. Untuk meningkatkan motivasi belajar Peserta Didik dalam pelajaran ini bisa menggunakan model pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan multimedia.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan komputer multimedia merupakan bagian dari metode pembelajaran di sekolah yang sangat membantu Peserta Didik dalam meningkatkan kegiatan belajar. Dalam pembelajaran dengan multimedia dapat lebih efektif, menyenangkan dan melibatkan Peserta Didik secara aktif. Sehingga bisa membantu meningkatkan motivasi belajar Peserta Didik. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia ini juga lebih menekankan pada kegiatan individu, di mana Peserta Didik secara aktif mempelajari materi, mengerjakan soal latihan, mengerjakan evaluasi, dan mengulang jika respon yang diberikan salah. Untuk menerapkan pembelajaran berbasis komputer melalui pemanfaatan multimedia ini membutuhkan fasilitas yang harus memadai.

 

1.2         Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat kita temukan beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas pata penulisan makalah ini yaitu:

1.             Bagaimana urgensi penguasaan media pembelajaran bagi guru sebelum, selama pandemi dan pasca pandemic?

2.             Bagaimana inplementasi terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum, selama pendemi dan pasca pandemic?

 

1.3         Tujuan

1.      Membahas tentang urgensi penguasaan media pembelajaran bagi guru sebelum, selama pandemi dan pasca pandemi.

2.      Mengupas tentang bagaimana mengimplementasi terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum, selama pandemi, dan spasca pendemi.

BAB II

URGENSI PENGUASAAN MEDIA BAGI GURU

DAN BAGAIMANA INPLEMENTASI TERHADAP PELAKSANAAN

PEMBELJARAN SEBELUM, SELAMA DAN PASCA PANDEMI

 

 

 

2.1         Urgensi Penguasaan Media Pembelajaran Bagi Guru

Media pembelajaran secara umum merupakan alat bantu dalam proses belajar mengajar. Media merupakan Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar  sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar sebagaimana peran media dalam komunikasi massa.

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran.

Media memiliki peran penting dalam komunikasi. Tanpa media, komunikasi sebagaimana macam-macam komunikasi kelompok  tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal sebagai bentuk penyebab kecemasan organisasi dalam komunikasi .

Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Tentunya hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran media dalam pembelajaran.

2.1.1        Penguasaan Media Pembelajaran Bagi Guru Sebelum Pandemi

Dengan memahami konsep media dan peranannya sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran, maka kedudukan media dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran tidak dapat dipandang hanya sebatas sebagai alat bantu yang boleh diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia. Perlu dipahami bahwa kedudukan media pembelajaran dapat memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dengan demikian fungsi media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses pembelajaran dan bertumpu pada tujuan, materi, pendekatan, metode dan evaluasi pembelajaran. Asyhar (2011:12) menjabarkan empat alasan rasional mengapa mediapembelajaran itu penting untuk digunakan dalam pembelajaran, yakni:

·          Meningkatkan mutu pembelajaran,

·          Tuntutan paradigma baru,

·          Kebutuhan pasar,

·          Visi pendidikan global.

Meningkatkan mutu pembelajaran salah satu faktor penting dalam membangun kualitas pendidikan adalah kualitas tenaga pendidik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Guru seharusnya memiliki keterampilan yang memadai untuk mendesain, mengembangkan, dan memanfaatkan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan minat, perhatian, dan motivasi belajar peserta didik. Dengan meningkatnya motivasi dan minat belajar diharapkan dapat mencerna dan menerima pembelajaran dengan mudah. Namun, keterampilan guru di Indonesia pada umumnya masih rendah dan cenderung lebih senang menggunakan pendekatan yang berbasis pada guru dengan menerapkan metode ceramah dari pada menggunakan pendekatan pada peserta didik dengan menerapkan aktivitas pembelajaran. Rapidbe (2012) menjabarkan dampak aktivitas pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan peserta didik seperti di bawah ini:

·          10% dari apa yang dibaca

·          20% dari apa yang didengar

·          30% dari apa yang dilihat

·          50% dari apa yang dilihat dan didengar

·          70% dari apa yang ditulis dan katakan

·          90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.

Dari persentase perbedaan pemahaman yang diperoleh melalui berbagai indera seperti disebutkan di atas, maka rancangan media dapat diarahkan untuk mendorong optimalisasi pemanfatan media pembelajaran yang sesuai dengan aktivitas-aktivitas membaca, mendengar, melihat, menulis, mengucapkan dan melaksanakan. Artinya, media audio, visual, vedeo, dan media interaktif seperti yang dijelaskan sebelumnya perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan daya kreativitas peserta didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

2.1.2        Penguasaan Media Pembelajaran Bagi Guru Selama Pandemi

Adanya virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Dengan adanya virus covid-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti ini pun guru masih tetap harus melaksanakan kewajibanya sebagai pengajar, dimana guru harus memastikan Peserta Didik dapat memperoleh informasi / ilmu pengetahuan untuk diberikan kepada Peserta Didik.

Pembelajaran jarak jauh atau daring ini dimulai pada tanggal 16 maret 2020, dimana anak mulai belajar dari rumahnya masing-masing tanpa perlu pergi kesekolah. Berbicara mengenai pembelajaran jarak jauh atau daring maka pentingnya penguasaan ilmu teknologi bagi seorang guru agar pembelajaran jarak jauh tetap berjalan dengan efektf disaat pandemi seperti ini.

Guru harus melakukan inovasi dalam pembelajaran diantaranya dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Semenjak pembelajaran diberlakukan dirumah, sebagian guru melakukan pembelajaran lewat media online seperti Whatsapp, google meet, google form, dll.

Inovasi dalam Pendidikan akan ada juga berbagai cara yang dapat dilakukan guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuannya kepada Peserta Didik. Salah satunya ada yang menggunakan Grup Whatsapp, dimana guru sebelumnya akan membuat video pembelajaran lalu dikirim ke grup untuk diamati oleh para Peserta Didik.

Hambatan yang ditemukan saat dilakukannya daring diantaranya seperti belum merata nya internet dan teknologi, fasilitas seperti laptop dan handphone yang belum memadai, kemudian, pemberian tugas dalam waktu yang lama juga akan sulit dilakukan, menimbang akan berdampak negatif ada kesehatan mata anak.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi program Belajar dari Rumah yang ditayangkan di TVRI. Program ini ditujukan kepada para Peserta Didik/i jenjang TK/PAUD, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Ini merupakan upaya dalam terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan di masa pandemi.

Khususnya membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan pada akses internet, secara ekonomi maupun lokasi rumah. "Belajar dari TV seru, tapi kadang suka kurang ngerti apa yang lagi dijelasin." Imbuh seorang Peserta Didik SD yang mengikuti program belajar lewat stasiun TVRI.

2.1.3        Penguasaan Media Pembelajaran Bagi Guru Pasca Pandemi

Disaat pasca Pandemi saat sekarang ini pembatasan-pembatasam kerumunan dan aktivitas masayarakat sudah mulai di longgarkan, namun masih terbatas, walaupun pembelajaran sudah ada aturan mengenai pembelajaran tatap muka namun masih dibatasi anggota kelompok belajarnya yakni Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang mulai dilakukan pada bulan september lalu membawa angin segar di bidang pendidikan Indonesia, sebab melalui belajar tatap muka inilah tanda penyelenggaraan pendidikan kita mengarah ke arah yang lebih baik lagi. Di samping itu, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas ini menjadi tanda bahwa angka kasus covid 19 di berbagai daerah sudah cenderung turun, menjadi hal yang menggembirakan tentunya kabar dilaksanakan PTMT ini setelah hampir dua tahun ini kita di hadapi dengan kondisi Pandemi yang mengharuskan sekolah maupun kampus melangsungkan pembelajaran melalui online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Selain itu, yang juga penting juga dalam penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka ini berbagai pihak harus mampu bekerja sama, entah pihak orang tua, guru, dinas setempat, satgas dan unsur lainnya guna menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran tatap muka secara terbatas. Lebih jauh PTMT ini semoga menjadi langkah yang baik untuk memberikan ruang belajar para Peserta Didik agar bisa lebih berkembang secara intelektual dan spiritual, dengan belajar di sekolah para Peserta Didik dapat dengan mudah dibimbing oleh guru guru bukan hanya dalam hal materi pelajaran tetapi juga lebih dari itu.

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang kini dilakukan menjadi tanda dan wujud harapan kita akan hadirnya penyelenggaraan yang lebih baik lagi di mulai, pendidikan yang akan jauh lebih optimal akan tercapai melalui PTMT ini, risiko learning loss bisa segera diantisipasi bahkan di hindari, sebab dengan durasi waktu yang tidak sebentar dilakukan PJJ risiko ini bukan tidak mungkin terjadi.

Dikutip dari cnn 22/9/2021 bahwa menurut guru besar Universitas Islam Indonesia (UII) Edy Suandi Hamid menyampaikan learning loss secara sederhana keadaan di mana hilangnya kemampuan akademik pengetahuan atau keterampilan pada setiap peserta didik. Hal senada bahkan disampaikan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim bahwa “Kita berisiko punya generasi dengan learning loss. Akan ada dampak permanen dalam generasi kita, terutama bagi yang lebih muda jenjangnya, learning loss terjadi karena kurangnya kualitas serta fasilitas bagi anak yang menjalankan PJJ. Sehingga akhirnya berdampak pada penurunan capaian belajar”. kompas/2/2/2021.

Selanjutnya melalui PTMT setiap Peserta Didik sekolah bukan hanya mendapat poin belajar terkait materi pelajaran belaka namun juga mendapat nilai penting bersosialisasi satu sama lain dalam kehidupan, lewat bersosialisasi ini juga kepribadian Peserta Didik yang baik akan terbentuk. Bersosialisasi dengan kawan sebaya setelah sekian lama terpisah karena pandemi akan memupuk rasa peduli satu sama lain, pelajaran sosialisasi semacam ini tentunya di dampingi dengan catatan tetap dilakukan terbatas dan penuh pengawasan protokol kesehatan. selain itu, lewat bersosialisasi inilah setiap Peserta Didik mampu menumbuhkan rasa percaya diri ketika bertemu dengan teman-temannya dan lingkungan sekolah yang sudah lama tidak dirasakannya belajar pun akan lebih menyenangkan.

Kita semua pasti berharap melalui PTMT, pendampingan yang masif terhadap Peserta Didik. Dan segala langkah yang ketat terkait pencegahan penularan virus ini dapat berlangsung secara berkesinambungan, kerja sama berbagai pihak yang terlibat semoga membawa warna segar akan wajah pendidikan kita. Pendidikan yang tidak hanya menghasilkan manusia yang cerdas secara keilmuan namun juga cakap secara sikap, mulia secara akhlak dan peduli keadaan bangsa ini karena mereka semua Peserta Didik yang sedang mengampu pendidikan di jenjang apa pun di tengah halangan pandemi ini adalah harapan kita semua yang akan meneruskan pangku kepemimpinan bangsa kita. Semoga Allah Mengampuni kita semua.

 

2.2         Inplementasi Terhadap Pelaksanaan Media Pembelajaran

Salah satu yang harus mendapatkan perhatian dalam kegiatan belajar mengajar adalah proses, karena “proses” inilah yang menentukan apakah tujuan pembelajaran akan tercapai atau tidak. Kesuksesan atau tercapai tidaknya tujuan pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan, baik yang menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotor) maupun yang terkait dengan aspek nilai dan sikap (afektif).

Dalam kegiatan belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran, salah satunya yaitu media pembelajaran. Dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif. Dengan media pembelajaran, guru dapat menciptakan berbagai situasi kelas yang diinginkan, menentukan metode pembelajaran yang akan diterapkan dalam berbagai situasi yang berlainan dan menciptakan suasana belajar yang kondusif diantara Peserta Didik. Sesuatu yang tidak bisa dihadapkan atau dimunculkan di kelas, dengan adanya media pembelajaran maka semuanya itu bukan menjadi suatu permasalahan lagi, karena dengan media pembelajaran yang sesuai maka kesemuanya itu dapat di hadirkan di depan Peserta Didik secara jelas. Dengan demikian konsep-konsep atau gambaran yang masih bersifat tidak jelas akan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan dipahami oleh Peserta Didik.

2.2.1        Implementasi Media Pembelajaran Sebelum Pandemi

Terkait dengan apa yang telah dijelaskan di atas, maka dalam pelaksanaan kegiatan praktik pembelajaran juga menerapkan penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajarnya. Penggunaan media pembelajaran dalam sebuah kegiatan belajar mengajar tentu saja harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya yaitu materi pembelajaran, karakteristik Peserta Didik dan alokasi waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaannya mahaPeserta Didik menggunakan berbagai media, diantaranya puzzle daur hidup tumbuhan, video animasi nyamuk demam berdarah, cerita bergambar, media lingkungan alam sekitar, dll. Respon Peserta Didik sangat luar biasa selama mengikuti pembelajaran, Peserta Didik menjadi lebih aktif, bersemangat, dan antusias. Peserta Didik juga mengungkapkan bahwa suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, sehingga Peserta Didik tidak mudah bosan.

Dapat disimpulkan bahwa apabila guru mampu menerapkan media pembelajaran  dengan tepat dalam proses belajar mengajar, maka Peserta Didik akan memiliki pemahaman yang baik tentang materi yang diajarkan. Apabila Peserta Didik memiliki pemahaman yang baik terkait materi pembelajaran yang diharapkan besar kemungkinan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu guru dituntut untuk terus berkembang dan menjadi guru yang mampu menerapkan pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan belajar mengajar.

2.2.2        Implementasi Media Pembelajaran Selama Pandemi

Adanya pandemi COVID-19 melanda seluruh negeri di belahan dunia termasuk Indonesia telah menganggu aktifitas manusia diberbagai sektor kehidupan. COVID-19 merupakan penyakit menular yang sangat cepat menyebar, baik secara langsung maupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lain. Kondisi ini menyerang sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Rumitnya penanganan wabah ini karena belum ditemukannya vaksin dan obat untuk penyembuhan bagi penderitanya. Hal ini diperparah lagi dengan terbatasnya Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan membuat pemerintah menerapkan kebijakan ketat untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 adalah dengan melakukan pembatasan interaksi masyarakat yang diterapkan dengan istilah physical distancing. Namun, kebijakan physical distancing tersebut dapat menghambat laju pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial dan tentu saja pendidikan. Keputusan pemerintah untuk meliburkan para peserta didik, memindahkan proses belajar mengajar di sekolah menjadi di rumah .

Beberapa negara melakukan isolasi terhadap warganegaranya dengan menempuh kebijakan lockdown. Sedangkan pemerintah Indonesia melakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Di masa pelaksanaan PSBB ini, semua aktivitas yang dilakukan diluar rumah harus dibatasi bahkan beberapa kegiatan dihentikan sampai pandemi ini mereda.

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan Peserta Didik dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau melalui system online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan Peserta Didik tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Hal ini sesuai dengan himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijaksanaan Pendidikan dalam masa Darurat  Penyebaran Corona Virus Disease ( COVID-19 )

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC), Laptop atau handphone yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp, telegram, Aplikasi Zoom Cloud Meeting ataupun media lainnya. Dengan demikian, guru dapat memastikan Peserta Didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda.

Semua sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta Didik maupun orangtua Peserta Didik yang tidak memiliki handphone yang memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring  (online) ini merasa kebingungan,sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta Didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktifitas pembelajaran  pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi materi-materinya pun dalam bentuk video yang berdurasi kurang dari 2 menit.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tingg bagi Peserta Didik dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta Didik yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Kendala yang dihadapi peserta didik selama pembelajaran daring, yakni jaringan internet tidak stabil, tugas terlalu banyak, sulit fokus, pulsa kuota terbatas, aplikasi yang rumit, dan lebih senang dengan pembelajaran tatap muka.

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala  yang dihadapi Peserta Didik yang tempat tinggalnya di pinggiran kota. Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan Peserta Didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat dihadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh di beberapa daerah di Indonesia.

Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan penyedia internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Bagi sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring.

Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi ini, yakni kegiatan tatap muka dengan guru terbuki lebih efektif ketimbang secara daring (online). Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Pembelajaran daring hanya efektif untuk memberikan penugasan.

Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan group Whatsapp.

Namun sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan Peserta Didik itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu saja. Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan Peserta Didik, kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastruktur perangkat seperti  jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan aplikasi zoom metting namun jaringan atau sinyal di wilayah Peserta Didik tersebut tinggal tidaklah bagus.

Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi ini adalah kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan meramu materi, metode pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran serta aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode. Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta Didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi beban psikis.

Disamping itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa COVID-19 ini tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah atau madrasah perlu membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan  dengan membuat jadwal yang sistimatis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan madrasah agar putra putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara efektif.

Meskipun peserta didik lebih banyak menyukai pembelajaran secara tatap muka, namun mereka menerima kenyataan pembelajaran daring sebagai konsekuensi pemberlakuan work from home dari pemerintah. Hal tersebut membuat mereka semakin sering dan semakin lama menggunakan handphone untuk daring dan untuk mengerjakan tugas pelajaran. Hal itu juga yang membuat mereka mengalami keluhan fisik terbanyak seperti mata kelelahan dan sakit kepala. Begitu pula dengan keluhan psikologis bahwa ingin semuanya segera berakhir.

Semoga pandemi ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula dengan kehadiran guru dan Peserta Didik yang saling berinteraksi secara langsung. Aamiin .

2.2.3        Implementasi Media Pembelajaran Pasca Pandemi

Sekolah yang siap dengan pelaksanaan tatap muka, tentunya sudah mempersiapkan jauh-jauh hari, berbagai infrastruktur di sekolah agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan nyaman. Baik itu pengaturan kelas, tempat duduk, ventilasi, tempat cuci tangan, dan perangkat infrastruktur lain. Termasuk juga regulasi jumlah peserta didik yang masuk hanya 50 persen dari jumlah peserta didik di kelas tersebut.

Namun yang perlu diingat selain infrastruktur tentunya perlu dipersiapkan aspek lain yang tak kalah pentingnya, seperti teknis peserta didik datang ke sekolah. Mereka yang datang ke sekolah tentunya harus diantar dan pulangnya dijemput keluarganya. Apabila mereka naik angkutan umum potensi resiko tertular cukup besar, karena bejubelnya penumpang yang ada di dalam angkutan tersebut.

Di samping itu guru perlu memilih materi yang esensial atau penting saat pembelajaran tatap muka. Seperti pembelajaran praktik, peserta didik perlu pemahaman teknis dari materi yang diberikan guru, yang tidak mungkin dilakukan secara daring. Sedangkan untuk ranah pembelajaran teori yang tidak menuntut pemahaman psikomotorik, bisa diberikan secara daring.

Dalam kesempatan tatap muka tersebut guru dapat menyisipkan makna refleksi dari mata pelajaran yang diberikan. Refleksi di sini dimaknai sebagai proses yang mengajak peserta didik untuk mengendapkan arti manusiawi tentang materi yang dipelajari dan pentingnya bagi sesama. Banyak nilai kemanusiaan yang ditawarkan oleh masyarakat, maka dibutuhkan cara-cara yang dapat membantu peserta didik membentuk kebiasaan menguji nilai-nilai dan korelasinya antara materi pelajaran dengan kehidupan nyata di masyarakat (St. Kartono, 2009).

Dalam proses refleksi ini daya ingat, pemahaman, daya khayal, dan perasaan digunakan untuk menangkap arti dan nilai-nilai kehidupan. Untuk itu guru perlu mengkreasi materi dengan memasukkan aspek refleksi tersebut dengan mengorelasikan pemahamannya akan konteks peserta didik beserta pengalaman yang dihadapi.

Sebagaimana saat pandemi ini, peserta didik diajak untuk menangkap hikmah yang dapat diambil dan mencarikan jalan keluar agar terhindar dari virus tersebut. Bisa juga peserta didik ditantang untuk dapat mencarikan solusi tentang nasib teman-temannya atau warga di sekitarnya yang terpapar, misalnya dengan menunjukkan empati sosialnya dengan membantu dukungan baik moral maupun material.

Pembelajaran tatap muka akan dapat terwujud bila mendapat dukungan semua pihak, baik keluarga, sekolah, dan masyarakat. Orang tua pun harus juga sepenuh hati untuk mendukung kebijakan ini. Pihak sekolah akan menerapkan protokol kesehatan ketat ketika melaksanakan kebijakan tersebut. Tentunya prinsip jaga sekolah perlu digaungkan kembali dalam ranah praksis. Peserta didik yang berada di sekolah saat PTM berada dalam zona kesehatan, perlindungan, dan dipastikan aman sehingga mereka tak perlu khawatir saat belajar.

Pembelajaran jarak jauh yang cukup lama, bila tidak segera disikapi bisa menyebabkan learning lost (kehilangan kesempatan belajar). Untuk itu PTM dengan segala perangkat pendukungnya termasuk kesehatan perlu segera dilakukan, walaupun secara bertahap. Karena disadari metode pembelajaran secanggih apapun secara daring, tidak dapat efektif sebagaimana pembelajaran tatap muka.

Untuk itu kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan agar PTM berjalan sesuai harapan. Di sini konsep Tri Pusat Pendidikan ajaran Ki Hadjar Dewantara yang menekankan kerjasama sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu dioptimalkan kembali dalam tataran praksis.

 


 

BAB III

PENUTUP

 

 

3.1         Kesimpulan

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi Peserta Didik, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap Peserta Didik. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar Peserta Didik, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman Peserta Didik terhadap pelajaran.

Pemakaian media pembelajaran pada masa pandemi covid-19, seperti yang kita ketahui penguasaan media pembelajaran sistem daring (dalam jaringan) yang menggunakan media sosial. Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan penyedia internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Bagi sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring.

Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi ini, yakni kegiatan tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Pembelajaran daring hanya efektif untuk memberikan penugasan.

Pelaksanaan tatap muka, tentunya sudah mempersiapkan jauh-jauh hari, berbagai infrastruktur di sekolah agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan nyaman. Baik itu pengaturan kelas, tempat duduk, ventilasi, tempat cuci tangan, dan perangkat infrastruktur lain.

Sebagaimana saat pandemi ini, peserta didik diajak untuk menangkap hikmah yang dapat diambil dan mencarikan jalan keluar agar terhindar dari virus tersebut. Bisa juga peserta didik ditantang untuk dapat mencarikan solusi tentang nasib teman-temannya atau warga di sekitarnya yang terpapar, misalnya dengan menunjukkan empati sosialnya dengan membantu dukungan baik moral maupun material.

Dengan belajar jarak jauh yang cukup lama, bila tidak segera disikapi bisa menyebabkan learning lost (kehilangan kesempatan belajar). Untuk itu PTM dengan segala perangkat pendukungnya termasuk kesehatan perlu segera dilakukan, walaupun secara bertahap. Karena disadari metode pembelajaran secanggih apapun secara daring, tidak dapat efektif sebagaimana pembelajaran tatap secara muka.

 

untuk mendapatkan file MS WORD silahkan klik DISINI

0 comments:

Post a Comment