BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnaiinteraksi yang terjadi antara guru
dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakankegiatan
pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang
telahdirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan
kegiatan pengajarannya secara sistematis
dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.Kegiatan
belajar merupakan kegiatan aktif peserta didik untuk membangun makna atau pemahaman
terhadap suatu objek atau suatu peristiwa.
Sedangkan, kegiatan mengajar merupakanupaya
kegiatan menciptakan suasana yang mendorong inisiatif, motivasi dan tanggung
jawab
pada peserta didik untuk selalu menerapkan seluruh potensi diri dalam membangun gagasan melaluikegiatan
belajar sepanjang hayat. Gagasan dan pengetahuan ini akan membentuk
keterampilan, sikap,dan perilaku sehari-hari sehingga peserta didik akan
berkompeten dalam bidang yang dipelajarinya.Kegiatan belajar dan mengajar
inilah yang disebut orang sebagai pembelajaran (Depdiknas, 2003 :10
Media pembelajaran merupakan suatu alat
atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam
rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan Peserta Didik. Hal ini sangat
membantu guru dalam mengajar dan memudahkan Peserta Didik menerima dan memahami
pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media
pembelajaran dan metode pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi Peserta
Didik, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap Peserta Didik. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar Peserta
Didik, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman Peserta
Didik terhadap pelajaran.
Media yang dimanfaatkan memiliki posisi
sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto,
serta pembelajaran dengan menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu
dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi
belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar Peserta Didik.
Dalam hal ini guru juga diharapkan agar
sedapat mungkin memperbanyak pengkajian dan pendalaman konsep dasar ilmu-ilmu
sosial untuk menginovasikan materi pembelajaran sehingga proses belajar
mengajar akan lebih menarik dan Peserta Didik belajar akan lebih antusias.
Untuk meningkatkan motivasi belajar Peserta Didik dalam pelajaran ini bisa
menggunakan model pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan multimedia.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan komputer multimedia merupakan bagian dari
metode pembelajaran di sekolah yang sangat membantu Peserta Didik dalam
meningkatkan kegiatan belajar. Dalam pembelajaran dengan multimedia dapat lebih
efektif, menyenangkan dan melibatkan Peserta Didik secara aktif. Sehingga bisa
membantu meningkatkan motivasi belajar Peserta Didik. Pembelajaran dengan
menggunakan multimedia ini juga lebih menekankan pada kegiatan individu, di
mana Peserta Didik secara aktif mempelajari materi, mengerjakan soal latihan, mengerjakan
evaluasi, dan mengulang jika respon yang diberikan salah. Untuk menerapkan
pembelajaran berbasis komputer melalui pemanfaatan multimedia ini membutuhkan
fasilitas yang harus memadai.
1.2
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita
temukan beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas pata penulisan makalah
ini yaitu:
1.
Bagaimana urgensi penguasaan media
pembelajaran bagi guru sebelum, selama pandemi dan pasca pandemic?
2.
Bagaimana inplementasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran sebelum, selama pendemi dan pasca pandemic?
1.3
Tujuan
1.
Membahas tentang urgensi penguasaan media
pembelajaran bagi guru sebelum, selama pandemi dan pasca pandemi.
2.
Mengupas tentang bagaimana
mengimplementasi terhadap pelaksanaan pembelajaran sebelum, selama pandemi, dan
spasca pendemi.
BAB II
URGENSI PENGUASAAN
MEDIA BAGI GURU
DAN BAGAIMANA INPLEMENTASI
TERHADAP PELAKSANAAN
PEMBELJARAN
SEBELUM, SELAMA DAN PASCA PANDEMI
2.1
Urgensi Penguasaan Media Pembelajaran
Bagi Guru
Media pembelajaran secara umum merupakan
alat bantu dalam proses belajar mengajar. Media merupakan Segala sesuatu
yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar sebagaimana peran media dalam
komunikasi massa.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media
pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu
komponen sistem pembelajaran.
Media memiliki peran penting dalam
komunikasi. Tanpa media, komunikasi sebagaimana macam-macam
komunikasi kelompok tidak akan terjadi dan proses
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung
secara optimal sebagai bentuk penyebab kecemasan
organisasi dalam komunikasi .
Media pembelajaran adalah komponen
integral dari sistem pembelajaran. Tentunya hal ini menunjukkan betapa
pentingnya peran media dalam pembelajaran.
2.1.1
Penguasaan Media Pembelajaran Bagi
Guru Sebelum Pandemi
Dengan
memahami konsep media dan peranannya sebagai salah satu komponen dalam
pembelajaran, maka kedudukan media dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran tidak dapat dipandang hanya sebatas sebagai alat bantu yang boleh
diabaikan manakala media tersebut tidak tersedia. Perlu dipahami bahwa
kedudukan media pembelajaran dapat memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dengan
demikian fungsi media pembelajaran merupakan bagian integral dari proses
pembelajaran dan bertumpu pada tujuan, materi, pendekatan, metode dan evaluasi
pembelajaran. Asyhar (2011:12) menjabarkan empat alasan rasional mengapa
mediapembelajaran itu penting untuk digunakan dalam pembelajaran, yakni:
·
Meningkatkan mutu pembelajaran,
·
Tuntutan paradigma baru,
·
Kebutuhan pasar,
·
Visi pendidikan global.
Meningkatkan
mutu pembelajaran salah satu faktor penting dalam membangun kualitas pendidikan
adalah kualitas tenaga pendidik dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Guru seharusnya memiliki keterampilan yang memadai untuk mendesain,
mengembangkan, dan memanfaatkan media pembelajaran dalam upaya meningkatkan
minat, perhatian, dan motivasi belajar peserta didik. Dengan meningkatnya
motivasi dan minat belajar diharapkan dapat mencerna dan menerima pembelajaran
dengan mudah. Namun, keterampilan guru di Indonesia pada umumnya masih rendah
dan cenderung lebih senang menggunakan pendekatan yang berbasis pada guru
dengan menerapkan metode ceramah dari pada menggunakan pendekatan pada peserta
didik dengan menerapkan aktivitas pembelajaran. Rapidbe (2012) menjabarkan
dampak aktivitas pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan peserta didik
seperti di bawah ini:
·
10% dari apa yang dibaca
·
20% dari apa yang didengar
·
30% dari apa yang dilihat
·
50% dari apa yang dilihat dan didengar
·
70% dari apa yang ditulis dan katakan
·
90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Dari
persentase perbedaan pemahaman yang diperoleh melalui berbagai indera seperti
disebutkan di atas, maka rancangan media dapat diarahkan untuk mendorong
optimalisasi pemanfatan media pembelajaran yang sesuai dengan
aktivitas-aktivitas membaca, mendengar, melihat, menulis, mengucapkan dan
melaksanakan. Artinya, media audio, visual, vedeo, dan media interaktif seperti
yang dijelaskan sebelumnya perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan
pengetahuan, pemahaman, dan daya kreativitas peserta didik dalam memperoleh
ilmu pengetahuan.
2.1.2
Penguasaan Media Pembelajaran Bagi
Guru Selama Pandemi
Adanya
virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir pada
semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Dengan adanya virus
covid-19 ini membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka
menjadi pembelajaran jarak jauh, tetapi dalam keadaan seperti ini pun guru
masih tetap harus melaksanakan kewajibanya sebagai pengajar, dimana guru harus memastikan
Peserta Didik dapat memperoleh informasi / ilmu pengetahuan untuk diberikan
kepada Peserta Didik.
Pembelajaran
jarak jauh atau daring ini dimulai pada tanggal 16 maret 2020, dimana anak
mulai belajar dari rumahnya masing-masing tanpa perlu pergi kesekolah.
Berbicara mengenai pembelajaran jarak jauh atau daring maka pentingnya
penguasaan ilmu teknologi bagi seorang guru agar pembelajaran jarak jauh tetap
berjalan dengan efektf disaat pandemi seperti ini.
Guru
harus melakukan inovasi dalam pembelajaran diantaranya dengan memanfaatkan
teknologi dalam pembelajaran. Semenjak pembelajaran diberlakukan dirumah,
sebagian guru melakukan pembelajaran lewat media online seperti Whatsapp,
google meet, google form, dll.
Inovasi
dalam Pendidikan akan ada juga berbagai cara yang dapat dilakukan guru untuk
menyampaikan ilmu pengetahuannya kepada Peserta Didik. Salah satunya ada yang
menggunakan Grup Whatsapp, dimana guru sebelumnya akan membuat video
pembelajaran lalu dikirim ke grup untuk diamati oleh para Peserta Didik.
Hambatan
yang ditemukan saat dilakukannya daring diantaranya seperti belum merata nya
internet dan teknologi, fasilitas seperti laptop dan handphone yang belum
memadai, kemudian, pemberian tugas dalam waktu yang lama juga akan sulit
dilakukan, menimbang akan berdampak negatif ada kesehatan mata anak.
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi program Belajar dari Rumah yang
ditayangkan di TVRI. Program ini ditujukan kepada para Peserta Didik/i jenjang
TK/PAUD, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.
Ini merupakan upaya dalam terselenggaranya pendidikan bagi semua kalangan di
masa pandemi.
Khususnya
membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan pada akses internet, secara
ekonomi maupun lokasi rumah. "Belajar dari TV seru, tapi kadang suka
kurang ngerti apa yang lagi dijelasin." Imbuh seorang Peserta Didik SD
yang mengikuti program belajar lewat stasiun TVRI.
2.1.3
Penguasaan Media Pembelajaran Bagi
Guru Pasca Pandemi
Disaat
pasca Pandemi saat sekarang ini pembatasan-pembatasam kerumunan dan aktivitas
masayarakat sudah mulai di longgarkan, namun masih terbatas, walaupun
pembelajaran sudah ada aturan mengenai pembelajaran tatap muka namun masih
dibatasi anggota kelompok belajarnya yakni Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
(PTMT).
Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas (PTMT) yang mulai dilakukan pada bulan september lalu
membawa angin segar di bidang pendidikan Indonesia, sebab melalui belajar tatap
muka inilah tanda penyelenggaraan pendidikan kita mengarah ke arah yang lebih
baik lagi. Di samping itu, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas ini menjadi tanda
bahwa angka kasus covid 19 di berbagai daerah sudah cenderung turun, menjadi
hal yang menggembirakan tentunya kabar dilaksanakan PTMT ini setelah hampir dua
tahun ini kita di hadapi dengan kondisi Pandemi yang mengharuskan sekolah
maupun kampus melangsungkan pembelajaran melalui online atau pembelajaran jarak
jauh (PJJ).
Selain
itu, yang juga penting juga dalam penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka ini
berbagai pihak harus mampu bekerja sama, entah pihak orang tua, guru, dinas
setempat, satgas dan unsur lainnya guna menciptakan suasana yang kondusif untuk
pembelajaran tatap muka secara terbatas. Lebih jauh PTMT ini semoga menjadi
langkah yang baik untuk memberikan ruang belajar para Peserta Didik agar bisa
lebih berkembang secara intelektual dan spiritual, dengan belajar di sekolah
para Peserta Didik dapat dengan mudah dibimbing oleh guru guru bukan hanya
dalam hal materi pelajaran tetapi juga lebih dari itu.
Pembelajaran
Tatap Muka Terbatas yang kini dilakukan menjadi tanda dan wujud harapan kita
akan hadirnya penyelenggaraan yang lebih baik lagi di mulai, pendidikan yang
akan jauh lebih optimal akan tercapai melalui PTMT ini, risiko learning loss
bisa segera diantisipasi bahkan di hindari, sebab dengan durasi waktu yang
tidak sebentar dilakukan PJJ risiko ini bukan tidak mungkin terjadi.
Dikutip
dari cnn 22/9/2021 bahwa menurut guru besar Universitas Islam Indonesia (UII)
Edy Suandi Hamid menyampaikan learning loss secara sederhana keadaan di mana
hilangnya kemampuan akademik pengetahuan atau keterampilan pada setiap peserta
didik. Hal senada bahkan disampaikan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim bahwa
“Kita berisiko punya generasi dengan learning loss. Akan ada dampak permanen
dalam generasi kita, terutama bagi yang lebih muda jenjangnya, learning loss
terjadi karena kurangnya kualitas serta fasilitas bagi anak yang menjalankan
PJJ. Sehingga akhirnya berdampak pada penurunan capaian belajar”.
kompas/2/2/2021.
Selanjutnya
melalui PTMT setiap Peserta Didik sekolah bukan hanya mendapat poin belajar
terkait materi pelajaran belaka namun juga mendapat nilai penting
bersosialisasi satu sama lain dalam kehidupan, lewat bersosialisasi ini juga
kepribadian Peserta Didik yang baik akan terbentuk. Bersosialisasi dengan kawan
sebaya setelah sekian lama terpisah karena pandemi akan memupuk rasa peduli satu
sama lain, pelajaran sosialisasi semacam ini tentunya di dampingi dengan
catatan tetap dilakukan terbatas dan penuh pengawasan protokol kesehatan.
selain itu, lewat bersosialisasi inilah setiap Peserta Didik mampu menumbuhkan
rasa percaya diri ketika bertemu dengan teman-temannya dan lingkungan sekolah
yang sudah lama tidak dirasakannya belajar pun akan lebih menyenangkan.
Kita
semua pasti berharap melalui PTMT, pendampingan yang masif terhadap Peserta
Didik. Dan segala langkah yang ketat terkait pencegahan penularan virus ini
dapat berlangsung secara berkesinambungan, kerja sama berbagai pihak yang
terlibat semoga membawa warna segar akan wajah pendidikan kita. Pendidikan yang
tidak hanya menghasilkan manusia yang cerdas secara keilmuan namun juga cakap secara
sikap, mulia secara akhlak dan peduli keadaan bangsa ini karena mereka semua Peserta
Didik yang sedang mengampu pendidikan di jenjang apa pun di tengah halangan
pandemi ini adalah harapan kita semua yang akan meneruskan pangku kepemimpinan
bangsa kita. Semoga Allah Mengampuni kita semua.
2.2
Inplementasi Terhadap Pelaksanaan
Media Pembelajaran
Salah satu yang harus mendapatkan
perhatian dalam kegiatan belajar mengajar adalah proses, karena “proses” inilah
yang menentukan apakah tujuan pembelajaran akan tercapai atau tidak.
Kesuksesan atau tercapai tidaknya tujuan pembelajaran ditandai dengan adanya
perubahan, baik yang menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif),
aspek keterampilan (psikomotor) maupun yang terkait dengan aspek nilai dan
sikap (afektif).
Dalam kegiatan belajar
mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran, salah satunya yaitu media pembelajaran. Dengan
penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membuat pembelajaran menjadi
lebih efektif. Dengan media pembelajaran, guru dapat menciptakan berbagai
situasi kelas yang diinginkan, menentukan metode pembelajaran yang
akan diterapkan dalam berbagai situasi yang berlainan dan menciptakan suasana
belajar yang kondusif diantara Peserta Didik. Sesuatu yang tidak bisa
dihadapkan atau dimunculkan di kelas, dengan adanya media pembelajaran maka
semuanya itu bukan menjadi suatu permasalahan lagi, karena dengan media
pembelajaran yang sesuai maka kesemuanya itu dapat di hadirkan di depan Peserta
Didik secara jelas. Dengan demikian konsep-konsep atau gambaran yang masih
bersifat tidak jelas akan menjadi lebih jelas, mudah dimengerti dan dipahami
oleh Peserta Didik.
2.2.1
Implementasi Media Pembelajaran
Sebelum Pandemi
Terkait
dengan apa yang telah dijelaskan di atas, maka dalam pelaksanaan kegiatan
praktik pembelajaran juga menerapkan penggunaan media pembelajaran dalam
kegiatan belajar mengajarnya. Penggunaan media pembelajaran dalam sebuah
kegiatan belajar mengajar tentu saja harus memperhatikan beberapa hal,
diantaranya yaitu materi pembelajaran, karakteristik Peserta Didik dan alokasi
waktu yang tersedia. Dalam pelaksanaannya mahaPeserta Didik menggunakan
berbagai media, diantaranya puzzle daur hidup tumbuhan, video animasi nyamuk
demam berdarah, cerita bergambar, media lingkungan alam sekitar, dll. Respon Peserta
Didik sangat luar biasa selama mengikuti pembelajaran, Peserta Didik menjadi
lebih aktif, bersemangat, dan antusias. Peserta Didik juga mengungkapkan bahwa
suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif, sehingga Peserta Didik tidak mudah
bosan.
Dapat
disimpulkan bahwa apabila guru mampu menerapkan media pembelajaran
dengan tepat dalam proses belajar mengajar, maka Peserta Didik akan
memiliki pemahaman yang baik tentang materi yang diajarkan. Apabila Peserta
Didik memiliki pemahaman yang baik terkait materi pembelajaran yang diharapkan
besar kemungkinan tujuan pembelajaran akan tercapai
dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu guru dituntut untuk terus
berkembang dan menjadi guru yang mampu menerapkan pembelajaran yang inovatif
dalam kegiatan belajar mengajar.
2.2.2
Implementasi Media Pembelajaran
Selama Pandemi
Adanya
pandemi COVID-19 melanda seluruh negeri di belahan dunia termasuk Indonesia
telah menganggu aktifitas manusia diberbagai sektor kehidupan. COVID-19
merupakan penyakit menular yang sangat cepat menyebar, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lain. Kondisi ini menyerang
sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Rumitnya
penanganan wabah ini karena belum ditemukannya vaksin dan obat untuk penyembuhan
bagi penderitanya. Hal ini diperparah lagi dengan terbatasnya Alat Pelindung
Diri (APD) bagi tenaga kesehatan membuat pemerintah menerapkan kebijakan ketat
untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
Salah
satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 adalah dengan melakukan
pembatasan interaksi masyarakat yang diterapkan dengan istilah physical
distancing. Namun, kebijakan physical distancing tersebut dapat
menghambat laju pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang
ekonomi, sosial dan tentu saja pendidikan. Keputusan pemerintah untuk
meliburkan para peserta didik, memindahkan proses belajar mengajar di sekolah
menjadi di rumah .
Beberapa
negara melakukan isolasi terhadap warganegaranya dengan menempuh
kebijakan lockdown. Sedangkan pemerintah Indonesia melakukan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran
virus ini. Di masa pelaksanaan PSBB ini, semua aktivitas yang dilakukan diluar
rumah harus dibatasi bahkan beberapa kegiatan dihentikan sampai pandemi ini
mereda.
Beberapa
pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan Peserta
Didik dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan)
atau melalui system online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan
di beberapa wilayah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Sistem
pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara
langsung antara guru dan Peserta Didik tetapi dilakukan
melalui online yang menggunakan jaringan internet. Hal ini sesuai
dengan himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijaksanaan Pendidikan dalam
masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease ( COVID-19 )
Sistem
pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC), Laptop atau
handphone yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan
pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial
seperti WhatsApp, telegram, Aplikasi Zoom Cloud
Meeting ataupun media lainnya. Dengan demikian, guru dapat memastikan Peserta
Didik mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan, meskipun di tempat
yang berbeda.
Semua
sektor merasakan dampak corona. Dunia pendidikan salah satunya. Dilihat dari
kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik Peserta Didik maupun orangtua Peserta
Didik yang tidak memiliki handphone yang memadai untuk menunjang
kegiatan pembelajaran daring (online) ini merasa kebingungan,sehingga
pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa Peserta
Didik yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok,
sehingga mereka melakukan aktifitas pembelajaran pun bersama. Mulai
belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru yang
bersangkutan, diberi materi-materinya pun dalam bentuk video yang berdurasi
kurang dari 2 menit.
Permasalahan
yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi
ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tingg bagi Peserta Didik dan
guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran daring. Kuota yang dibeli untuk
kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orangtua Peserta Didik
yang tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.
Kendala
yang dihadapi peserta didik selama pembelajaran daring, yakni jaringan internet
tidak stabil, tugas terlalu banyak, sulit fokus, pulsa kuota terbatas, aplikasi
yang rumit, dan lebih senang dengan pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran
daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet
menjadi salah satu kendala yang dihadapi Peserta Didik yang tempat
tinggalnya di pinggiran kota. Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan Peserta
Didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Kegagapan pembelajaran
daring memang nampak terlihat dihadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja
melainkan menyeluruh di beberapa daerah di Indonesia.
Solusi
atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan
membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan penyedia internet dan
aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Bagi sekolah perlu
untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan
melakukan sosialisasi tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring.
Ada
sebuah pelajaran yang dipetik dari dunia pendidikan di tengah pandemi ini,
yakni kegiatan tatap muka dengan guru terbuki lebih efektif ketimbang secara
daring (online). Beberapa guru di sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini
tidak seefektif kegiatan pembelajaran konvensional (tatap muka langsung),
karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap.
Pembelajaran daring hanya efektif untuk memberikan penugasan.
Dengan
demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang
ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat
dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal yang paling sederhana dapat
dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan group Whatsapp.
Namun
sekali lagi, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan guru dan Peserta
Didik itu sendiri. Tidak semua aplikasi pembelajaran daring bisa dipakai begitu
saja. Namun harus dipertimbangkan sesuai kebutuhan guru dan Peserta Didik,
kesesuaian terhadap materi, keterbatasan infrastruktur perangkat seperti
jaringan. Sangat tidak efektif jika guru mengajar dengan menggunakan
aplikasi zoom metting namun jaringan atau sinyal di wilayah Peserta
Didik tersebut tinggal tidaklah bagus.
Keberhasilan
guru dalam melakukan pembelajaran daring pada situasi pandemi ini adalah
kemampuan guru dalam berinovasi merancang, dan meramu materi, metode
pembelajaran, dan aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode
pembelajaran serta aplikasi apa yang sesuai dengan materi dan metode.
Kreatifitas merupakan kunci sukses dari seorang guru untuk dapat memotivasi Peserta
Didiknya tetap semangat dalam belajar secara daring (online) dan tidak menjadi
beban psikis.
Disamping
itu, kesuksesan pembelajaran daring selama masa COVID-19 ini tergantung pada
kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah atau madrasah perlu
membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem
pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang
sistimatis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan
madrasah agar putra putrinya yang belajar di rumah dapat terpantau secara
efektif.
Meskipun
peserta didik lebih banyak menyukai pembelajaran secara tatap muka, namun
mereka menerima kenyataan pembelajaran daring sebagai konsekuensi
pemberlakuan work from home dari pemerintah. Hal tersebut membuat
mereka semakin sering dan semakin lama menggunakan handphone untuk
daring dan untuk mengerjakan tugas pelajaran. Hal itu juga yang membuat mereka
mengalami keluhan fisik terbanyak seperti mata kelelahan dan sakit kepala.
Begitu pula dengan keluhan psikologis bahwa ingin semuanya segera berakhir.
Semoga
pandemi ini cepat berlalu seiring dengan new normal yang telah diberlakukan
oleh pemerintah. Sehingga proses pembelajaran bisa terlaksana seperti semula
dengan kehadiran guru dan Peserta Didik yang saling berinteraksi secara
langsung. Aamiin .
2.2.3
Implementasi Media Pembelajaran Pasca
Pandemi
Sekolah
yang siap dengan pelaksanaan tatap muka, tentunya sudah
mempersiapkan jauh-jauh hari, berbagai infrastruktur di sekolah agar peserta
didik dapat mengikuti pembelajaran dengan nyaman. Baik itu pengaturan kelas,
tempat duduk, ventilasi, tempat cuci tangan, dan perangkat infrastruktur lain. Termasuk
juga regulasi jumlah peserta didik yang masuk hanya 50 persen dari jumlah
peserta didik di kelas tersebut.
Namun
yang perlu diingat selain infrastruktur tentunya perlu dipersiapkan aspek lain
yang tak kalah pentingnya, seperti teknis peserta didik datang ke sekolah.
Mereka yang datang ke sekolah tentunya harus diantar dan pulangnya dijemput
keluarganya. Apabila mereka naik angkutan umum potensi resiko tertular cukup
besar, karena bejubelnya penumpang yang ada di dalam angkutan tersebut.
Di
samping itu guru perlu memilih materi yang esensial atau penting saat
pembelajaran tatap muka. Seperti pembelajaran praktik, peserta didik perlu
pemahaman teknis dari materi yang diberikan guru, yang tidak mungkin dilakukan
secara daring. Sedangkan untuk ranah pembelajaran teori yang tidak menuntut
pemahaman psikomotorik, bisa diberikan secara daring.
Dalam
kesempatan tatap muka tersebut guru dapat menyisipkan makna refleksi dari mata
pelajaran yang diberikan. Refleksi di sini dimaknai sebagai proses yang mengajak
peserta didik untuk mengendapkan arti manusiawi tentang materi yang dipelajari
dan pentingnya bagi sesama. Banyak nilai kemanusiaan yang ditawarkan oleh
masyarakat, maka dibutuhkan cara-cara yang dapat membantu peserta didik
membentuk kebiasaan menguji nilai-nilai dan korelasinya antara materi pelajaran
dengan kehidupan nyata di masyarakat (St. Kartono, 2009).
Dalam
proses refleksi ini daya ingat, pemahaman, daya khayal, dan perasaan digunakan
untuk menangkap arti dan nilai-nilai kehidupan. Untuk itu guru perlu mengkreasi
materi dengan memasukkan aspek refleksi tersebut dengan mengorelasikan
pemahamannya akan konteks peserta didik beserta pengalaman yang dihadapi.
Sebagaimana
saat pandemi ini, peserta didik diajak untuk menangkap hikmah yang dapat diambil
dan mencarikan jalan keluar agar terhindar dari virus tersebut. Bisa juga
peserta didik ditantang untuk dapat mencarikan solusi tentang nasib
teman-temannya atau warga di sekitarnya yang terpapar, misalnya dengan
menunjukkan empati sosialnya dengan membantu dukungan baik moral maupun
material.
Pembelajaran
tatap muka akan dapat terwujud bila mendapat dukungan semua pihak, baik
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Orang tua pun harus juga sepenuh hati untuk
mendukung kebijakan ini. Pihak sekolah akan menerapkan protokol kesehatan ketat
ketika melaksanakan kebijakan tersebut. Tentunya prinsip jaga
sekolah perlu digaungkan kembali dalam ranah praksis. Peserta didik yang
berada di sekolah saat PTM berada dalam zona kesehatan, perlindungan, dan dipastikan
aman sehingga mereka tak perlu khawatir saat belajar.
Pembelajaran
jarak jauh yang cukup lama, bila tidak segera disikapi bisa
menyebabkan learning lost (kehilangan kesempatan belajar). Untuk itu
PTM dengan segala perangkat pendukungnya termasuk kesehatan perlu segera
dilakukan, walaupun secara bertahap. Karena disadari metode pembelajaran
secanggih apapun secara daring, tidak dapat efektif sebagaimana pembelajaran
tatap muka.
Untuk
itu kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan agar PTM berjalan sesuai harapan.
Di sini konsep Tri Pusat Pendidikan ajaran Ki Hadjar Dewantara yang menekankan
kerjasama sekolah, keluarga, dan masyarakat perlu dioptimalkan kembali dalam
tataran praksis.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi Peserta
Didik, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap Peserta Didik. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar Peserta
Didik, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman Peserta
Didik terhadap pelajaran.
Pemakaian media pembelajaran pada masa
pandemi covid-19, seperti yang kita ketahui penguasaan media pembelajaran
sistem daring (dalam jaringan) yang menggunakan media sosial. Solusi atas
permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka
gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan penyedia internet dan
aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Bagi sekolah perlu
untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan
melakukan sosialisasi tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring.
Ada sebuah pelajaran yang dipetik dari
dunia pendidikan di tengah pandemi ini, yakni kegiatan tatap muka dengan guru
terbukti lebih efektif ketimbang secara daring (online). Beberapa guru di
sekolah mengaku, jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan
pembelajaran konvensional (tatap muka langsung), karena beberapa materi harus
dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap. Pembelajaran daring hanya efektif
untuk memberikan penugasan.
Pelaksanaan tatap muka, tentunya sudah
mempersiapkan jauh-jauh hari, berbagai infrastruktur di sekolah agar peserta
didik dapat mengikuti pembelajaran dengan nyaman. Baik itu pengaturan kelas,
tempat duduk, ventilasi, tempat cuci tangan, dan perangkat infrastruktur lain.
Sebagaimana saat pandemi ini, peserta
didik diajak untuk menangkap hikmah yang dapat diambil dan mencarikan jalan keluar
agar terhindar dari virus tersebut. Bisa juga peserta didik ditantang untuk
dapat mencarikan solusi tentang nasib teman-temannya atau warga di sekitarnya
yang terpapar, misalnya dengan menunjukkan empati sosialnya dengan membantu
dukungan baik moral maupun material.
Dengan belajar jarak jauh yang cukup lama,
bila tidak segera disikapi bisa menyebabkan learning lost (kehilangan
kesempatan belajar). Untuk itu PTM dengan segala perangkat pendukungnya
termasuk kesehatan perlu segera dilakukan, walaupun secara bertahap. Karena
disadari metode pembelajaran secanggih apapun secara daring, tidak dapat
efektif sebagaimana pembelajaran tatap secara muka.
0 comments:
Post a Comment