MAKALAH
MAHASISWA
MEMAHAMI SARANA BERFIKIR ILMIAH
Dosen
pengampu ; Dr.H.AS”AD ,SH/Dr Farhan

DI
SUSUN OLEH ;
1. MALINA
2. FITRIANI
3. NIKMAH
PENDIDIKANI
ISLAM ANAK USIA DINI {PIAUD}
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ULAMA
STITNU AL-MAHSUNILOMBOK TIMUR TP 2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME,
atas segala kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang “SARANA BERFIKIR ILMIAH” .
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah
kami alami. Oleh karena itu terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan penyusun semata-mata. Namun, karena
adanya bantuan dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari pengalaman dan pengetahuan
masih sangat terbatas. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan sarandari berbagai
pihak agar makalah ini lebih baik dan bisa lebih bermanfaat.
Danger, 16 oktober 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... I
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah........................................................................... 2
C.
Tujuan............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
berfikir ilmiah............................................................... 4
B.
Sarana
Berfikir Ilmiah..................................................................... 4
1.
Peran
Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah........................ 6
2.
Peran Logika
Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah......................... 7
3.
Peran
Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah................. 9
4.
Peran
Statistika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah.................... 10
BAB III ........................................................................................................... PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................... 14
B.
Saran.............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... .. 16
BAB I
PENDAHULUANA.
A.
Latar
Belakang
Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan
merupakan ciri utama dari kita sebagai manusia ciptaan tuhan yang dianugerahi
akal pikiran yang membedakan manusiadengan makhluk lain ciptaan tuhan. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkanmasalah.
Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan
berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan
kehidupansehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya.
Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan saranatertentu secara
teratur dan cermat.
Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak berpikir, berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuhkepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan
penciptaan alam, danarti keberadaan dirinya di dunia.
Banyak yang beranggapan bahwa untuk “berpikir secara
mendalam”, seseorang perlumemegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan
menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sebenarnya, mereka telahmenganggap “berpikir secara mendalam” sebagai sesuatu yang memberatkan danmenyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan “filosof”. Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatukeharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak akan dapatmelaksanakan
kegiatan ilmiah dengan baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alatuntuk
membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang harus ditempuh. Berfikirilmiah merupakan berfikir dengan langkah-langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah,
pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan.
Kesemua langkah–langkah berfikir dengan
metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukanmendapatkan hasil yang baik.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantukegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.
Tujuan
mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik,sedangkan
tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan
yangmemungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari.
Ditinjau dari pola berfikirnya,maka maka ilmu
merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif,untuk
itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan
logikainduktif.Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai
metode penelitian ilmiah yang
padahakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak
hipotesis yangdiajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh
penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahuidengan
benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan
sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Berdasarakan
uraian tersebut makadibuatlah makalah mengenai sarana berpikir ilmiah.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagiamana
seseorang dikatakan berpikir ilmiah ?
2.
Apa
yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah ?
3.
Sarana
apa saja yang mendukung seseorang untuk berpikir ilmiah ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana seseorang dikatakan berikir ilmiah.
2.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah.
3.
Untuk
mengetahui Sarana apa saja yang mendukung seseorang untuk berpikir ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Berfikir Ilmiah
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis
dan empiris. Logis adalah masuk akal, danempiris adalah dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, danmengembangkan.
Berpikir merupakan
sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Prosesini merupakan serangkaian
gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu
yangakhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalahkegiatan akal yang menggabungkan
induksi dandeduksi.
Induksi
adalah cara berpikir yangdi dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik
dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi
ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik
dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
B.
Sarana Berfikir Ilmiah
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh
tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat
melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang
berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsisarana
berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah.Pengertian Sarana Berfikir
Ilmiah menurut para ahli :
a)
Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivits manusiauntuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai
pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
b)
Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkaninduksi
dan deduksi
c)
Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah
2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas
dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian- pembuktian.
d)
Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuanilmiah
yang sudah ada.
Ilmu pengetahuan telah didefenisikan dengan beberapa cara dan defenisi untuk operasional. Berfikir
secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan dan ide
yang belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses
kegiatan
mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan atau generalisasi. Ilmu berusaha memahami alam sebagaimana
adanya dan selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan
dan mengendalikan gejala alam. Adapun
pengetahuan adalah keseluruhan halyang diketahui, yang membentuk persepsi
tentang kebenaran atau fakta. Ilmu adalah bagiandari
pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum
tentu ilmu. Untuk dapat melakukankegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana
berpikir ilmiah yaitu Bahasa matematika, dan statistika. Matematika mempunyai
peranan yang penting dalam berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Salah satu langkahkearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar
peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir
ilmiah. Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakanilmu (science),
dengan pengetahuan (knowledge), antara lain;
a)
Menurut Prof.Dr.Prajudi
Atmosudiro, Adm. Dan Management Umum 1982. Ilmu harusmemiliki obyek,
terminologi, metodologinya, filosofi dan teorinya yang khas.
b)
Menurut Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial 1985. Ilmu jugaharus
memiliki objek, metode, sistematika dan mesti bersifat
universal. Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas:
·
Pengalaman
·
Otoritas
·
Cara berfikir deduktif
·
Cara berfikir induktif .
·
Berfikir ilmiah
(pendekatan ilmiah)
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :
·
Sarana berfikir ilmiah
bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan
metode ilmu.
·
Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan
ilmiah secara baik.Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu :
bahasa ilmiah, logika dan matematika, serta logika dan statistika. Bahasa
ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasiuntuk menyampaikan jalan fikiran
seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir
deduktif sehingga mudah diikuti dan mudahdilacak kembali kebenarannya. Sedang
logika dan statistika mempunyai peranan pentingdalam berfikir induktif dan
mencari konsep-konsep yang berlaku umum.
1.
Peran Bahasa Sebagai
Sarana Berpikir Ilmiah
Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh
proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikaninformasi
yang berupa pengetahuan dengan syarat bebas dari unsur emotif, reproduktif, obyektif, eksplisit. Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi
utama yakni:
a)
Sebagai sarana komunikasi
antar manusia.
b)
Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yangmempergunakan
bahasa tersebut
Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan
unsur-unsur lain di dalam jaringankebudayaan. Pada waktu yang sama
bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang
tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagianyang integral
dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.Ada
dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
a)
Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan
untuk menyatakan sesuatu,yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi duayaitu: bahasa isyarat
dan bahasa biasa.
b)
Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi
dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial
atau bahasasimbolik. Bahasa
buatan inilah yang dikenal dengan bahasa ilmiah.
2.
Logika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
Menurut Bakhtiar (2009:212), ”Logika
adalah sarana untuk berpikir sistematis,valid
dan dapat dipertanggung jawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuaidengan
atura-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada
satu”.Logika merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang memberi jalan ( system)
berpikir tertib dan teratur sehingga
kebenarannya dapat diterima oleh orang lain. Logika akanmemberi suatu ukuran
(norma) yakni suatu anggapan tentang benar dan salah terhadapsuatu
kebenaran. Ukuran kebenarannya adalah logis (Sumarna, 2008:141).Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari
tentang asas, aturan, dan prosedur penalaran yang benar.
Dengan istilah lain logika sebagai jalan atau cara untuk memperoleh
pengetahuan yang benar (Susanto, 2011:143) Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir
yang benar. Dengan logik manusiadapat berpikir dengan sistematis
dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Jikaingin
melakukan kegiatan berpikir dengan benar maka harus menggunakan
kaidah-kaidah berpikir yang logis. Dengan logika dapat dibedakan antara
proses berpikir yang benar dan proses berpikir yang salah.Menurut Susanto (2011:146), ada tiga aspek penting
dalam memahami logika,agar mempunyai pengertian tentang penalaran yang merupakan suatu bentuk pemikiran, yaitu pengertian, proposisi, danpenalaran. Pengertian merupakan tanggapan ataugambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan manusia mengenai realitas. Proposisi atau pernyataanadalah rangkaian dari pengertian-pengertian yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat diantara dua buah term. Penalaran
adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan. Keberadaan ketiga aspek tersebut sangat penting dalam memahami logika.
Dimulai dari membentuk gambaran tentang obyek yang dipahami, kemudianmerangkainya
menjadi sebuah hubungan antar obyek, dan terakhir melakukan proses berpikir yang benar untuk menghasilkan pengetahuan. Tiga aspek dalam logika tersebut
harus dipahami secara bersama-sama bagi siapapun yang hendak memahami danmelakukan kegiatan ilmiah. Tanpa melalui ketiga proses
aspek logika tersebut,manusia akan sulit memperoleh dan menghasilkan kegiatan
ilmiah yang benar.Terdapat dua cara penarikan
kesimpulan melalui cara kerja logika. Dua cara ituadalah induktif dan deduktif.
Logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum dan rasional.
Logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umumrasional
menjadi kasus-kasus yang bersifat khusus sesuai fakta di lapangan (Sumarna, 2008:150). Kedua jenis logika berpikir tersebut bukanlah dua kutub yang saling berlawanan dan saling menjatuhkan.
Kedua jenis logika berpikir tersebut merupakan dua buah saranayang saling melengkapi, maksudnya suatu ketika logika induktif
sangat dibutuhkan danharus
digunakan untuk memecahkan suatu masalah, dan pada saat lain yang tidak
dapatmenggunakan logika induktif untuk memecahkan masalah maka dapat digunakan
logikadeduktif. Seseorang yang sedang
berpikir tidak harus menggunakan kedua jenis logika berpikir
tersebut, tetapi dapat menggunakan satu logika berpikir sesuai dengan
kebutuhanobyek dan kemampuan individunya.
3.
Peran Matematika Sebagai
Sarana Berpikir Ilmiah
Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik
diperlukan sarana berfikir salah satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur
dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnyamerupakan
alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang
baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan
kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbel mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu.
Untuk mengatasikekurangan
kita berpaling kepada matematika.
Matematika adalah bahasa yang berusahamenghilangkan sifat kabur, majemuk dan
emosional dari bahasa verbal. Matematika
memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu denganlainnya
serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika
merupakanalat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau
situasi melaluiabstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi
ataupun pemecahan masalah.
Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam
segala jenis dimensi kehidupan. Mengkomunikasikan
gagasan dengan bahasa matematika justru
lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkanmasalah
baik pada matematika maupun dalam bidang.
4.
Peran Statistika sebagai sarana
berpikir ilmiah
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Konsep statistikasering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika
memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari
kesimpulan yang ditarik tersebut,yang pada dasarnya
didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang
diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya Statistika merupakan sekumpulan
metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil
suatu kesimpulan kegiatanilmiah.
Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan
ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus
akurat. Statistika diterapkan secara luasdan hampir semua pengambilan keputusan
dalam bidang manajemen. Peranan
statiskaditerapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman
modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan
resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:
a)
Alat
untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.
b)
Alat
untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
c)
Teknik
untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif
d)
Alat
untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan
Hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah
Bahasa, Logika, Matematika danStatistika, yaitu agar dapat melakukan
kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukansarana bahasa, matematika
dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan
jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau
dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara
berpikir deduktif dan berpikir induktif.
Matematikamempunyai peranan yang penting dalam
berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir
induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi
yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat
umum. Sedangkan deduktif, merupakan
cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulanyang
bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.
Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk
memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan
pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah
kitasehari-hari.
Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitankegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk
mengembangkan materi pengetahuaannya
berdasarkan metodeilmiah. Pada hakikatnya
sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatanilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu
biasanyadiperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum
kita mempelajari sarana-sarana berpikir
ilmiah ini kita harus dapat menguasai langkah-langkah dalam kegiatanlangkah berfikir tersebut. Sebagai makhluk
hidup yang paling mulia, manusia dikaruniaikemampuan untuk mengetahui
diri dan alam sekitarnya.
Melalui pengetahuan, manusia dapatmengatasi kendala
dan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Uraian mengenai hakikat berfikir ilmiah atau
kegiatan penalaran memperlihatkan bahwa pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan manusia. Kita membedakan antara pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah.
Hanya saja, pemahaman kita tentang berfikir ilmiah belum dapat disebut
benar. Perbedaan berfikir
ilmiahdari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu Sumber pengetahuan dimana berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia dan ukuran kebenaran dimana
berfikir ilmiahmendasarkan ukuran
kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan,
sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada
keyakinan semata.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat
untuk membantu kegiatan ilmiah dalam berbagailangkah yang akan ditempuh agar
memperoleh pengetahuan dengan benar.Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah
adalah agar dapat melakukan kegiatan penelaahan ilmiah dengan baik untuk
memperoleh pengetahuan yang benar sehingga dapatmeningkatkan kemakmuran
hidup.Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu yang
berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah berfungsi hanyalah
sebagaialat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh
ilmu.Bahasa merupakan sarana mengkomunikasikan cara-cara berpikir sistematis
dalammemperoleh ilmu.
Tanpa kemampuan berbahasa, seseorang tidak
akan dapat melakukankegiatan ilmiah secara sistematis dan benar.Logika sebagai
sarana berpikir ilmiah mengarahkan manusia untuk berpikir dengan
benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar. Logika membantu
manusia dapat berpikirdengan sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Jika ingin melakukankegiatan berpikir
dengan benar maka harus menggunakan kaidah-kaidah berpikir yanglogis. Logika
dapat membedakan antara proses berpikir yang benar dan proses berpikir
yangsalah.Statistika tidak boleh dipandang sebelah mata oleh orang yang ingin
mampumelaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik.
Penguasaan statistika sangat diperlukan
bagiorang-orang yang akan menarik kesimpulan dengan sah. Statistika harus
dipandang sejajardengan matematika. Kalau matematika merupakan sarana berpikir
deduktif maka orang dapatmenggunakan statistika untuk berpikir induktif. Berpikir deduktif dan
berpikir induktif diperlukanuntuk menunjang kegiatan ilmiah yang benar sehingga
akan menghasilkan suatu pengetahuanyang benar pula.
B.
Saran
Saran dari makalah ini yaitu agar
penulis dapat menambah literature lain mengenai pengertian istilah-istilah
penting yang terdapat dalam tulisan agar pembaca dapat mudahmengerti.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materiil Filsafat
Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat Ilmu Bandung:
Mulia Press.
Suriasumantri,
Jujun S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu
Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Sumarna,
Cecep. 2008. Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press.
Suriasumantri, Jujun
S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Pustaka
Sinar Harapan.
Tim
Dosen Filsafat Ilmu UGM. 2010. Filsafat Ilmu Sebagai
Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Liberty.
Susanto,
A. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Bumi Aksara
0 comments:
Post a Comment