Wednesday, March 9, 2022

ANALISIS KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL RANCANGAN DICK & CAREY, MODEL JEROLD E KAMP, MODEL ADDIE, MODEL ASSURE, DAN MODEL SMITH RAGAN.

 

ANALISIS KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

MODEL RANCANGAN DICK & CAREY, MODEL JEROLD E KAMP, MODEL ADDIE, MODEL ASSURE,

DAN MODEL SMITH RAGAN.

 

 

A.      Pendahuluan

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut bloom tujuan pembelajaran meliputi tiga kawasan belajar (learning domain), yaitu kognitif (kemampuan atau pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Tujuan kognitif dibagi kedalam enam aspek yang tersusun secara bertingkat dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi yaitu: pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sistesis, evaluasi.

Model pembelajaran dapat dikatakan juga sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun ciri-ciri model pembelajaran adalah:

1.         Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya,

2.         Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar,

3.         Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan

4.         lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan dapat tercapai. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

Sedangkan pengertian desain pembelajaran menurut beberapa ahli:

1.         Reigeluth (dalam Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 15), desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang.

2.         Rothwell & Kazanas (dalam Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 15), desain pembelajaran terkait dengan peningkatan kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi.

3.         Gagne, Briggs, & Wager (dalam Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 15), desain pembelajaran digunakan untuk membantu proses belajar seseorang dimana proses belajar itu sendiri memiliki tahapan segera dan jangka panjang.

Jadi model desain pembelajaran dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran. Uraian atau penjelasan menunjukan bahwa suatu model desain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem, dan sebagainya. Tentu saja semua mengacu pada bagaimana penyelenggaraan proses belajar dengan baik. Sebagai saran, desain pembelajaran mengandung aspek bagaimana sebaiknya pembelajaran diselenggarakan atau diciptakan melalui serangkaian prosedur serta penciptaan lingkungan belajar. Selain itu desain pembelajaran terdiri dari kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk suatu proses belajar.

Perlu diingat bahwa apapun modelnya, tujuan dari suatu model desain pembelajaran adalah mengupayakan agar proses pembelajaran berjalan optimal (to bring people learn).

Keragaman desain pembelajaran memunculkan pendekatan yang berbeda dari setiap modelnya. Secara umum beberapa manfaat yang dapat disimpulkan dari berbagai ragam model yang ada ialah:

1.         Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pendidik dalam memilih desain pembelajaran sesuai dengan ilmu atau pengetahuan yang mereka bina.

2.         Menimbulkan inspirasi di antara pakar teknologi pendidikan untuk menciptakan kembali model-model turunan lain dari desain pembelajaran.

3.         Membuka peluang untuk penelitian dan pengembangan dalam bidang desain pembelajaran sehingga model desain pembelajaran dapat diujicobakan dan diperbaiki.

Setiap model desain pembelajaran memiliki komponen yang berbeda dengan model yang lainnya. Jadi, komponen merupakan hal yang penting dalam suatu model desain pembelajaran. Komponen yang ada menggambarkan aspek-aspek serta kegiatan yang harus dilaksanakan dalam mendesain suatu pembelajaran komponen-komponen dasar yang ada pada model desain pembelajaran adalah:

1.         Pebelajar atau peserta didik

Pebelajar adalah pihak yang menjadi fokus suatu desain pembelajaran. Informasi yang paling diperlukan untuk dilacak adalah karakteristik mereka, kemampuan awal atau prasyarat

2.         Tujuan pembelajaran (umum dan khusus)

Rumusan tujuan pembelajaran merupakan penjabaran kompetetensi yang akan dikuasai oleh pebelajar jika mereka telah selesai dan berhasil menguasai materi ajar tertentu. Tujuan pembelajaran dalam lingkup besar dianggap sebagai tujuan umum, sedangkan tujuan yang dicapai untuk keahlian khusus yang dapat diamati disebut dengan tujuan khusus.

3.         Analisis pembelajaran

Analisis pembelajaran adalah proses menganalisis topik atau materi yang alan dipelajari. Analisis topik dikaitkan dengan kemampuan awal, jika diperlukan. Sehingga, desainer dapat memperkirakan tahapan penguasaan materi dan kategori materi itu sendiri. Analisis pembelajaran dilakukan agar kendala belajar seperti tingkat kesulitan atau perilaku awal yang belum dikuasai dapat ditelusuri dan diantisipasi.

4.         Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan teknik penyampaian pesan, penentuan metode dan media, alur isi pelajaran, serta interaksi antara pengajar dan peserta didik. Strategi pembelajaran dapat dikembangkan secara makro ataupun mikro. Strategi pembelajaran makro adalah strategi yang diterapkan untuk kurun waktu satu tahun atau satu semester. Sedangkan strategi pembelajaran mikro dikembangkan untuk satu KBM. Strategi pembelajaran dilaksanakan dengan melalui:

a.       Pemanfaatan media,

b.      Pemilihan media,

c.       Alokasi waktu dan

d.      Alokasi narasumber.

5.         Bahan ajar

Bahan ajar adalah format materi yang diberikan kepada pebelajar. Format tersebut dapat dikaitkan dengan media tertentu, handouts atau buku teks, permainan dan sebagainya.

6.         Penilaian belajar

Penilaian belajar adalah tentang pengukuran kemampuan dan kompetensi yang sudah dikuasai atau belum. Penilaian tidak hanya berkaitan dengan angka tertentu sebagai hasil belajar yang menunjukan prestasi belajar, tetapi penilaian juga dapat menjadi masukan untuk desainer dan guru agar mereka tahu apa yang menyebabkan pebelajar berhasil atau gagal.

 

B.       Model Dick and Carey

Perancangan pembelajaran menurut pendekatan sistem model yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey ada kemiripan dengan model Kemp. Hanya saja model Kemp dapat dilakukan tidak secara berurutan. Di samping itu, model Dick dan Carey memiliki komponen melaksanakan analisis pembelajaran yang akan dilewati pada proses pengembangan dan perencanaan tersebut.

Langkah-langkah model Dick dan Carey dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.         Identifikasi kebutuhan dan menentukan tujuan umum, ini merupakan tahap awal, yaitu menentukan kebutuhan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pembelajaran serta menentukan tujuan umum yang akan dicapai.

2.         Melakukan analisis instruksional, yakni menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisa topik atau materi yang akan dipelajari.

3.         Mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa, ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan keterampilan awal yang telah dimiliki siswa.

4.         Merumuskan tujuan kinerja atau tujuan pembelajaran khusus. Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa kemudian dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.

5.         Pengembangan tes acuan patokan. Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan.

6.         Pengembangan strategi pembelajaran. Informasi dari lima tahap sebelumnya, dilakukan pengembangan strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan akhir.

7.         Pengembangan atau memilih materi pembelajaran. Tahap ini akan digunakan untuk memilih atau mengembangkan materi pembelajaran termasuk petunjuk pembelajaran untuk siswa, materi, tes dan panduan guru.

8.         Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi data, mengolah data, dan menganalisis data tentang program yang dikembangkan. Hasilnya untuk mendeskripsikan apakah program yang dikembangkan sudah baik atau belum. Jika belum harus direvisi dan jika sudah harus dipertahankan.

9.         Merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif. Tahap ini merupakan tahap lanjutan untuk melihat kebergunaan program setelah diterapkan di lapangan.

10.     Revisi pembelajaran. Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat sistem pembelajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dianalisis serta diinterpretasikan.

Dick dan Carey (2009) memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan sebagai model pendekaan sistem. Dipertegas oleh Dickdan Carey (2009), bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD). Jika berbicara masalah desain, maka masuk ke dalam proses, dan jika menggunakan istilah instructional design (ID) mengacu kepada instructional system development (ISD) yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

Komponen model Dick dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula di lingkungan pendidikan nonformal meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan lingkungan pembelajaran (Ditjen PMPTK PNF, 2006). Semua berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bila melihat komponen bekerja dengan memuaskan atau tidak maka perlu mengembangkan format evaluasi (Dick dan Carey, 2001). Jika dari hasil evaluasi menunjukkan unjuk kerja pebelajar tidak memuaskan maka komponen tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Komponen model Dick dan Carey dipengaruhi oleh Condition of Learning hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1965. Condition of learning ini berdasarkan asumsi psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan secara eklektic (Dick dan Carey, 2001). Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh Gagne (Bostock, 1996) yaitu 1) peristiwa pembeajaran (instructional events); 2) jenis-jenis hasil belajar (types of learning outcomes); dan 3) kondisi internal dan eksternal (internal conditions and external conditions). Ketiganya merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan desain pembelajaran.

Pada umumnya, tahap pertama dalam desain pembelajaran adalah analisis untuk mengetahui kebutuhan dalam pembelajaran, dan mengidentifikasi masalah-masalah apa yang akan dipecahkan. Model Dick dan Carey menerapkan tahapan ini, dengan demikian pengembangan yang dilakukan berbasis kebutuhan dan pemecahan masalah. Produk yang direkomendasikan dalam model ini yaitu sebuah produk yang dapat digunakan untuk belajar mandiri (Nasution, 1995; Dick, Carey, dan Carey, 2001; Heinich, Molenda, Russel, & Smadino, 2002). Model ini juga memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena menetapkan strategi dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan bentuk pembelajaran yang berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks dan setting lingkungan sekitar atau disebut juga sebagai situational approach oleh Canale & Swain (1980) memungkinkan pebelajar bahasa (sebagaimana dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat mengoptimalkan kompetensi komunikatif.

Model pembelajaran Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak teputus antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya.

Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan desain sistem suatu mata pelajaran dimaksudkan agar sebagai berikut.

1.         Pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran.

2.         Adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki.

3.         Menerangkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.

Model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carey telah lama digunakan untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Model yang dikembangkan didasarkan pada penggunaan pendekatan sistem atau system approach terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Model ini terdiri atas beberapa komponen dan subkomponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktivitas yang lebih besar. Pengembangan model desain sistem pembelajara ini tidak hanya diperoleh dari teori dan hasil penelitian, tetapi juga dari pengalaman praktis yang diperoleh dilapangan. Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis dan menyeluruh. Hal ini diperlukan untuk dapat menciptakan desain sistem pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran.

1.         Karakteristik Model Dick and Carey

Model Dick and Carey mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a.         Dalam penerapan model ini, setiap komponen bersifat penting dan tidak boleh ada yang dilewati.

b.        Penggunaan model ini mungkin akan menghalangi kreativitas perancang pembelajaran yang sudah profesional.

c.         Model Dick and Carey menyediakan pendekatan sistematis terhadap kurikulum dan program design. Ketegasan model ini susah untuk diadaptasikan ke tim dengan banyak anggota dan beberapa sumber yang berbeda.

d.        Cocok diterapkan untuk e-learning skala kecil, misalnya dalam bentuk unit, modul, atau lesson.

2.         Kelebihan dan Kekurangan Model Dick and Carey

Kelebihan dari Dick and Carey Model sebagai berikut.

a.         Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti.

b.        Teratur, efektif dan efisien dalam pelaksanaan.

c.         Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti.

d.        Adanya revisi pada analisis pembelajaran, di mana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya.

e.         Model Dick dan Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

Sedangkan kekurangan dari Dick and Carey Model sebagai berikut.

a.         Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan.

b.        Tidak cocok diterapkan dalam elearning skala besar.

 

C.       Model Jerrold Kemp

Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri dari banyak bagian dan fungsi yang saling berhubungan dan mesti dikerjakan secara logis agar mencapai apa yang diinginkan. Model Kemp adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Alur tersebut merupakan rangkaian yang sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi. Komponen-komponen dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga sewaktu-waktu tiap komponennya dapat dilakukan revisi.

Model pembelajaran Kemp dapat digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Ada 4 unsur yang merupakan dasar dalam membuat model Kemp:

1.         Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pebelajar)

2.         Apa yang harus dipelajari? (tujuan yang akan dicapai)

3.         Bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik? (metode/strategi pembelajaran)

4.         Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung? (evaluasi)

Desain Model Pembelajaran Jerold E. Kemp diarahkan untuk menjawab tiga pertanyaan berkaitan dengan hal-hal yang diperlukan dalam mendesain pembelajaran berikut:

1.         Apa yang mesti diajarkan?

2.         Apa prosedur dan sumber yang akan digunakan untuk menjangkaumutu pembelajaran yang diinginkan?

3.         Bagaimana caranya kita untuk mengetahui nilai yang diperoleh dari pembelajaran tersebut?

Pada dasarnya, perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan langkah:

1.         Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;

2.         Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;

3.         Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;

4.         Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;

5.         Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;

6.         Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan,

7.         Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;

8.         Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan angkah beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan.

Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Setiap guru / pengajar berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang siswanya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

1.         Kelebihan

a.       Melakukan pemantauan terlebih dahulu sebelum menuju ke tempat berikutnya

b.      Jika terdapat kekurangan pada tahap tersebut maka akan dirombak Kembali dan diubah semula

c.       Jika dapat diatas, berulah dapat melangkah ke tahap berikutnya

2.      Kekurangan

a.       Model ini berfokuskan kepada perancangan pembelajaran kelas

b.      Peranan guru mempunyai pengaruh yang besar

c.       Dituntut dalam membuat rangka program mengajar dan strategi pengajaran

 

D.      Model Addie

Model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam pengaplikasinnya. Ini merupakan desain pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan langkah model desain pembelajaran ADDIE ada 5 tahap/ langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain, Development, Implementation, dan Evaluation.

Kalau kita susun maka akan diperoleh tahapan/ langkah- langkah model desain pembelajaran ADDIE adalah sebagai berikut:

1.         Analisis

Pada angkah ini pendidik/ pendesain sistem pembelajaran harus memperhatikan komponen- komponen penunjang agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Pendesain harus mengetahui terlebih dahulu pengetahuan, karaktreristik, keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik serta kemampuan apa yang perlu dimiliki oleh peserta didik.

2.         Desain

Desain ini merupakan langkah lanjutan setelah analisis. Setelah masalah- masalah dianalisis maka harus dicari solusi alternatif, dengan merancang sistem pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik oleh peserta didik. Dan untuk mengetahui apakah program pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah- masalah yang terjadi pada peserta didik atau tidak.

3.         Pengembangan

Langkah pengembangan ini merupakan penjabaran dari langkah desain, setelah pembelajaran di desain maka apa yang ada dalam desain pembelajaran dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Seperti mengembangkan materi pelajaran, strategi pembelajaran, pengembangan media pembelajaran dan penunjang pembelajaran lainnya.

4.         Implementasi

Tahap ini merupakan realisasi dari langkah pengembangan atau dalam kata lain ada proses penyampaian materi dan informasi. Pendidik membimbing peserta didik untuk memperoleh pengetahuan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendesain juga harus memperhatikan model dan strategi pembelajaran apa yang efektif untuk digunakan dalam penyampaian materi, karena akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran.

5.         Evaluasi

Evaluasi ini merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Penilaian terhadap kompetensi, pengetahuan, keterampilan, sikap peserta didik setelah memperoleh program pembelajaran tersebut. Evaluasi ini merupakan tahap akhir dari proses pembelajaran.

6.         Kekurangan dan Kelebihan Model Desain ADDIE ini adalah:

a.       Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.

Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.

b.      Kekurangan model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama.

Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.

 

E.       Model Assure

Model desain pembelajaran ASSURE adalah suatu model desain pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan belajar mengajar (KBM). Desain pembelajaran yang berorientasi KBM dapat memandu seorang pengajar bagaimana mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar bahkan memotivasi peserta didik dengan tepat. Kreativitas pengajar, langkah pengajar dan peserta didik dan pihak lain yang terlibat dapat dikembangkan dengan baik dalam model desain pembelajaran yang berorientasi KBM ini.

Suatu hal yang perlu dicermati dari model desain pembelajaran ASSURE ini, walaupun model ASSURE berorientasi pada KBM, tetapi model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, dan peran serta peserta didik di kelas.

Model ASSURE sudah dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980an dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga sekarang. Model ASSURE tidak diberi nama berdasarkan pencetusnya, tetapi berdasarkan huruf awal langkah-langkah model desain pembelajarannya. Adapun langkah-langkah atau komponen dari model ASSURE adalah sebagai berikut:

·           Analize learner (menganalisis peserta didik)

·           State Objectives (merumuskan tujuan pembelajaran khusus)

·           Selection of media on materials (memilih metode, media,dan bahan ajar)

·           Utilize media and materials (memanfaatkan media dan bahan ajar)

·           Require learner’s response (meminta respon siswa)

·           Evaluate (evaluasi)

 

1.         Menganalisis peserta didik (analysys of learner)

Kondisi siswa perlu diketahui saat akan merencanakan pembelajaran. Asspek yang perlu dianalisis dari aspek siswa meliputi:

a.         Karakteristik umum(gender, demografi, status sosial ekonomi)

b.        Bekal kompetensi yang telah dimiliki (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap terhadap materi yang akan dipelajari)

c.         Gaya belajar (gaya belajar visual (melihat), gaya belajar audio(mendengarkan), gaya belajar kinestetik (mempraktekan)

2.         Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (state objectives)

Merumuskan secara spesifik pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diharapkan dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.perlu kejelasan siapa yang belajar, apa yang harus dilakukan siswa sebagai hasil belajar,dalam kondisi bagaimana kegiatan belajar dilakukan dan seberapa tinggi tingkat pencapaian yang diharapkan dikuasai (mastery level).

3.         Memilih metode, media,dan bahan ajar (selection of media on materials).

Memilih metode, media dan materi pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran khusus. Disini tersedia tiga pilihan:

a.         Memilih materi/paket pembelajaran yang telah tersedia di sekolah atau di pasaran.

b.        Memodifikasi materi pembelajaran yang telah ada.

c.         Membuat materi pembelajaran baru.

Memanfaatkan media dan bahan ajar (utilize media and materials)

Kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pemanfaatan media dan paket pembelajaran:

a.       Adakan telaah, kajian atau review terhadap materi dan media yang akan digunakan.

b.      Latihan menggunakan media dan paket pembelajaran

c.       Siapkan ruang kelas beserta sarana atau alat yang diperlukan.

d.      Laksanakan pembelajaran dengan menggunakan media dan materi pembelajaran yang telah disiapkan.

4.         Meminta respon siswa (require learner’s response)

Tugasi siswa untuk berinteraksi dengan media dan materi pembelajaran. Tugasi siswa beraktifitas baik secara mental maupun fisik, misalnya dengan jalan menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, meringkas, memberi komentar, mengkritik, mempraktikkan, meragakan, mensimulasikan, dsb.

5.         Evaluasi (evaluation)

Setelah pembelajaran dilaksanakan perlu dievaluasi untuk mengetahui dampak dan evektifitasnya. Untuk memperoleh gambaran lengkap perlu dilakukan evaluasi baik terhadap proses maupun hasilnya. Berkenaan dengan proses, yang ingin diketahui antara lain apakah media dan metode yang digunakan berdampak positif terhadap siswa(misalnya menarik, mudah ditangkap isi pesan pembelajarannya). Berkenaan dengan hasil, aspek yang ingin dinilai apakah siswa dapat mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan.

6.         Model desain pembelajaran ASSURE memiliki bebeberapa kelebihan dan kekurangan.

a.         Kelebihan dari model ASSURE adalah sebagai berikut:

1)        Sederhana, Langkah mudah untuk diterapkan.

2)        Karena sederhana maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.

3)        Komponen kegiatan belajar mengajar (KBM) lengkap.

4)        Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.

b.        Sedangkan kekurangan dari model ASSURE adalah:

1)        Tidak mengukur dampak terhadap proses belajar karena tidak didukung oleh komponen suprasistem.

2)        Adanya penambahan tugas dari seorang pengajar.

3)        Perlu upaya khusus dalam mengarahkan peserta didik untuk persiapan KBM.

 

F.       Model Smith dan Ragan

Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan (2003) mengemukakan sebuah model desain sistem pembelajaran yang langkah dikalangan mahasiswa dan profesional yang memiliki kecenderungan terhadap implementasi teori belajar kognitif. Hampir semua langkah dan prosedur dalam desain sistem pembelajaran ini difokuskan pada rancangan tentang strategi pembelajaran. Model yang desain yang di kemukan oleh smith dan ragan terdiri dari beberapa langkah dan prosedur yaitu:

1.         Analisis Lingkungan Belajar

Analisis lingkungan belajar meliputi prosedur menetapkan kebutuhan akan adanya proses pembelajaran dan lingkungan tempat program pembelajaran akan diimplementasikan. Tahap analisis dalam model ini digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran.

2.         Analisi Karakteristik Siswa

Analisis karakteristik siswa meliputi aktivitas atau prosedur untuk mengidentifikasi dan menentukan karakteristik siswa yang akan menempuh program pembelajaran yang didesain. Karakteristik siswa yang akan menempuh program pembelajaran meliputi kondisi sosial ekonomi, penguasaan isi atau materi pelajaran, dan gaya belajar. Gaya belajar siswa dapat dikelompokkan manjadi gaya belajar auditori, gaya belajar visual, dan gaya belajar kinestetik.

Gaya belajar adalah  kesukaan atau preferensi yang menjadi karakteristik individu dalam melakukan aktivitas atau proses belajar. Siswa dengan gaya belajar visual akan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan melalui indera penglihatan. Dengan kata lain, siswa yang memiliki gaya belajar visual akan mudah belajar melalui kegiatan membaca atau melihat sendiri. Sedangkan siswa dengan gaya belajar auditori akan mudah menyerap isi atau materi pelajaran melalui indera pendengaran. Salah satu karakteristik gaya belajar auditori yaitu saat melakukan proses belajar, siswa lebih suka membaca keras dan belajar kelompok atau berdiskusi. Siswa dengan gaya belajar kinestetik biasanya menggunakan alat peraga dalam melakukan proses belajar. Mereka cenderung belajar sambil melakukan suatu aktivitas.

3.         Analisis Tugas Pembelajaran

Analisis tugas pembelajaran atau disebut juga dengan dengan istilah task analysis merupakan angkah yang dilakukan untuk membuat deskripsi tugas-tugas dan prosedur yang perlu dilakukanoleh individu untuk mencapai tingkat kompetensi dalam melakukan suatu jenis pekerjaan. Analisis tugas perlu dilakukan untuk menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran spesifik yang perlu dimiliki oleh pembelajar untuk mencapai tingkat kompetensi dalam melakukan pekerjaan. Tujuan- pembelajaran spesifik ini biasanya disusun secara berjenjang atau hierarkis.


 

4.         Menulis Butir Tes

Menulis butir-butir tes dilakukan untuk menilai apakah program pembelajaran yang dirancang dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Butir-butir tes yang ditulis harus bersifat valid dan reliabel agar dapat digunakan untuk menilai kemampuan atau kompetensi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

5.         Menentukan Strategi Pembelajaran

Menentukan strategi pembelajaran dilakukan untuk mengelola program pembelajaran yang didesain agar dapat membantu siswa dalam melakukan proses pembelajaran yang bermakna. Strategi pembelajaran dalam konteks ini dapat diartikan sebagai siasat yang perlu dilakukan oleh instruktur agar dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

6.         Memproduksi Program Pembelajaran

Memproduksi program pembelajaran mempunyai makna adanya proses atau aktivitas dalam menerjemahkan desain sistem pembelajaran yang telah dibuat ke dalam bahan ajar atau program pembelajaran. Program pembelajaran merupakan output dari desain sistem pembelajaran yang mencakup deskripsi tentang kompetensi atau tujuan, metode, media, strategi, dan isi atau materi pelajaran, serta evaluasi hasil belajar.

7.         Melaksanakan Evaluasi Formatif

Melakukan evaluasi formatif untuk menemukan kelemahan-kelemahan dari draf bahan ajar yang telah dibuat untuk segera direvisi agar menjadi program pembelajaran yang efektif, efesien, dan menarik. Evaluasi formatif pada umumnya dilakukan terhadap prototipe program pembelajaran yang sedang dikembangkan.

8.         Merevisi Program Pembelajaran

Merevisi program pembelajaran dilakukan terhadap kelemahan-kelemahan yang masih terlihat pada rancangan atau draf program pembelajaran. Dengan melakukan revisi terhadap draf program pembelajaran maka program tersebutdiharapkan dapat menjadi program pembelajaran berkualitas, yaitu pembelajaran yang efetif dan efesien, dan menarik.

Model desain sistem pembelajaran yang dikemukan oleh Smith dan Ragan mencerminkan adanya keyakinan filosofis mereka bahwa penerapan solusi untuk memecahkan masalah pembelajaran secara sistematis akan menghasilkan program pembelajaran yang efektif dan efesien. Smith dan Raglan juga berpandangan bahwa model desain sistem pembelajaran yang diciptakannya merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (leaner centered instruction).

Model desain ini menurut Gustafson dan Branch bersifat sangat komprehensif dalam implementasi langkah pengembangan strategi pembelajaran. Hal ini sering menjadi kelemahan bagi model-model desain sistem pembelajaran yang lain.

 


TABEL ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

MODEL RANCANGAN DICK DAN CAREY, MODEL JEROLD E KAMP, MODEL ADDI MODEL ASSURE, DAN MODEL SMITH RAGAN

 

Model Pembelajaran

Kelebihan

Kekurangan

Model Dick And Carey

 

a.       Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti.

b.      Teratur, efektif dan efisien dalam pelaksanaan.

c.       Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti.

d.      Adanya revisi pada analisis pembelajaran, di mana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen setelahnya.

e.       Model Dick dan Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

a.       Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan.

b.      Tidak cocok diterapkan dalam elearning skala besar.

 

Model Jerrold Kemp

1.      Melakukan pemantauan terlebih dahulu sebelum menuju ke tempat berikutnya

2.      Jika terdapat kekurangan pada tahap tersebut maka akan dirombak Kembali dan diubah semula

3.      Jika dapat diatas, berulah dapat melangkah ke tahap berikutnya

1.      Model ini berfokuskan kepada perancangan pembelajaran kelas

2.      Peranan guru mempunyai pengaruh yang besar

3.      Dituntut dalam membuat rangka program mengajar dan strategi pengajaran

Model Addie

Seperti kita ketahui bahwa model Addie ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan.

Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.

Dalam tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu menganalisis dua komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.

 

Model Assure

1)        Sederhana, langkah mudah untuk diterapkan.

2)        Karena sederhana maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar.

3)        Komponen kegiatan belajar mengajar (KBM) lengkap.

4)        Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.

1)      Tidak mengukur dampak terhadap proses belajar karena tidak didukung oleh komponen suprasistem.

2)      Adanya penambahan tugas dari seorang pengajar.

3)      Perlu upaya khusus dalam mengarahkan peserta didik untuk persiapan KBM.

Model Smith Ragan

Model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Smith dan Ragan mencerminkan adanya keyakinan filosofis mereka bahwa penerapan solusi untuk memecahkan masalah pembelajaran secara sistematis akan menghasilkan program pembelajaran yang efektif dan efisien.

Smith dan Ragan juga berpandangan bahwa model desain sistem pembelajaran yang diciptakannya merupakan model pembelajaran yang berpusat padasiswa (learner centered Introducton).

Model desain ini menurut Gustanfon dan Brach, bersifat sangat komprehensif dalam implementasi Langkah pengembangan strategi pembelajaran. Hal ini sering menjadi kelemahan bagi model-model desain sistem pembelajaran yang lain. (Benny, 2011:125).

 

silahkan klik DISINI untuk dapatkan file MS WORD

0 comments:

Post a Comment