ANALISIS
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
MODEL
RANCANGAN DICK & CAREY, MODEL JEROLD E KAMP, MODEL ADDIE, MODEL ASSURE,
DAN
MODEL SMITH RAGAN.
A.
Pendahuluan
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Menurut bloom tujuan pembelajaran meliputi tiga kawasan belajar
(learning domain), yaitu kognitif (kemampuan atau pengetahuan), afektif (sikap)
dan psikomotor (ketrampilan). Tujuan kognitif dibagi kedalam enam aspek yang
tersusun secara bertingkat dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi
yaitu: pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sistesis, evaluasi.
Model
pembelajaran dapat dikatakan juga sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Adapun ciri-ciri model pembelajaran adalah:
1.
Rasional teoritik yang logis yang disusun
oleh para pencipta atau pengembangnya,
2.
Landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar,
3.
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan
4.
lingkungan belajar yang diperlukan agar
tujuan dapat tercapai. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya
guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikannya.
Sedangkan
pengertian desain pembelajaran menurut beberapa ahli:
1.
Reigeluth (dalam Dewi Salma
Prawiradilaga, 2007: 15), desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan
teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang.
2.
Rothwell & Kazanas
(dalam Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 15), desain pembelajaran terkait dengan
peningkatan kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi.
3.
Gagne, Briggs, & Wager
(dalam Dewi Salma Prawiradilaga, 2007: 15), desain pembelajaran digunakan untuk
membantu proses belajar seseorang dimana proses belajar itu sendiri memiliki
tahapan segera dan jangka panjang.
Jadi
model desain pembelajaran dapat diartikan sebagai tampilan grafis, prosedur
kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian
atau penjelasan berikut saran. Uraian atau penjelasan menunjukan bahwa suatu
model desain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas
dasar teori-teori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem,
dan sebagainya. Tentu saja semua mengacu pada bagaimana penyelenggaraan proses
belajar dengan baik. Sebagai saran, desain pembelajaran mengandung aspek
bagaimana sebaiknya pembelajaran diselenggarakan atau diciptakan melalui
serangkaian prosedur serta penciptaan lingkungan belajar. Selain itu desain
pembelajaran terdiri dari kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk suatu
proses belajar.
Perlu
diingat bahwa apapun modelnya, tujuan dari suatu model desain pembelajaran
adalah mengupayakan agar proses pembelajaran berjalan optimal (to bring people
learn).
Keragaman
desain pembelajaran memunculkan pendekatan yang berbeda dari setiap modelnya.
Secara umum beberapa manfaat yang dapat disimpulkan dari berbagai ragam model
yang ada ialah:
1.
Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
bagi pendidik dalam memilih desain pembelajaran sesuai dengan ilmu atau
pengetahuan yang mereka bina.
2.
Menimbulkan inspirasi di antara pakar
teknologi pendidikan untuk menciptakan kembali model-model turunan lain dari
desain pembelajaran.
3.
Membuka peluang untuk penelitian dan pengembangan
dalam bidang desain pembelajaran sehingga model desain pembelajaran dapat
diujicobakan dan diperbaiki.
Setiap
model desain pembelajaran memiliki komponen yang berbeda dengan model yang
lainnya. Jadi, komponen merupakan hal yang penting dalam suatu model desain
pembelajaran. Komponen yang ada menggambarkan aspek-aspek serta kegiatan yang
harus dilaksanakan dalam mendesain suatu pembelajaran komponen-komponen dasar
yang ada pada model desain pembelajaran adalah:
1.
Pebelajar atau peserta didik
Pebelajar
adalah pihak yang menjadi fokus suatu desain pembelajaran. Informasi yang
paling diperlukan untuk dilacak adalah karakteristik mereka, kemampuan awal
atau prasyarat
2.
Tujuan pembelajaran (umum dan khusus)
Rumusan
tujuan pembelajaran merupakan penjabaran kompetetensi yang akan dikuasai oleh
pebelajar jika mereka telah selesai dan berhasil menguasai materi ajar
tertentu. Tujuan pembelajaran dalam lingkup besar dianggap sebagai tujuan umum,
sedangkan tujuan yang dicapai untuk keahlian khusus yang dapat diamati disebut
dengan tujuan khusus.
3.
Analisis pembelajaran
Analisis
pembelajaran adalah proses menganalisis topik atau materi yang alan dipelajari.
Analisis topik dikaitkan dengan kemampuan awal, jika diperlukan. Sehingga,
desainer dapat memperkirakan tahapan penguasaan materi dan kategori materi itu
sendiri. Analisis pembelajaran dilakukan agar kendala belajar seperti tingkat
kesulitan atau perilaku awal yang belum dikuasai dapat ditelusuri dan
diantisipasi.
4.
Strategi pembelajaran
Strategi
pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan teknik
penyampaian pesan, penentuan metode dan media, alur isi pelajaran, serta
interaksi antara pengajar dan peserta didik. Strategi pembelajaran dapat
dikembangkan secara makro ataupun mikro. Strategi pembelajaran makro adalah
strategi yang diterapkan untuk kurun waktu satu tahun atau satu semester.
Sedangkan strategi pembelajaran mikro dikembangkan untuk satu KBM. Strategi
pembelajaran dilaksanakan dengan melalui:
a. Pemanfaatan
media,
b. Pemilihan
media,
c. Alokasi
waktu dan
d. Alokasi
narasumber.
5.
Bahan ajar
Bahan
ajar adalah format materi yang diberikan kepada pebelajar. Format tersebut
dapat dikaitkan dengan media tertentu, handouts atau buku teks, permainan dan
sebagainya.
6.
Penilaian belajar
Penilaian
belajar adalah tentang pengukuran kemampuan dan kompetensi yang sudah dikuasai
atau belum. Penilaian tidak hanya berkaitan dengan angka tertentu sebagai hasil
belajar yang menunjukan prestasi belajar, tetapi penilaian juga dapat menjadi
masukan untuk desainer dan guru agar mereka tahu apa yang menyebabkan pebelajar
berhasil atau gagal.
B. Model Dick and Carey
Perancangan pembelajaran menurut
pendekatan sistem model yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey ada
kemiripan dengan model Kemp. Hanya saja model Kemp dapat dilakukan tidak secara
berurutan. Di samping itu, model Dick dan Carey memiliki komponen melaksanakan
analisis pembelajaran yang akan dilewati pada proses pengembangan dan
perencanaan tersebut.
Langkah-langkah
model Dick dan Carey dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Identifikasi kebutuhan dan menentukan
tujuan umum, ini merupakan tahap awal, yaitu menentukan kebutuhan apa yang
diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan
program pembelajaran serta menentukan tujuan umum yang akan dicapai.
2.
Melakukan analisis instruksional, yakni
menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan dan menganalisa topik atau materi yang akan dipelajari.
3.
Mengidentifikasi tingkah laku awal dan
karakteristik siswa, ketika melakukan analisis terhadap
keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan dan tahapan
prosedur yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan keterampilan awal yang telah
dimiliki siswa.
4.
Merumuskan tujuan kinerja atau tujuan
pembelajaran khusus. Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang
tingkah laku awal siswa kemudian dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang
harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
5.
Pengembangan tes acuan patokan.
Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan.
6.
Pengembangan strategi pembelajaran.
Informasi dari lima tahap sebelumnya, dilakukan pengembangan strategi
pembelajaran untuk mencapai tujuan akhir.
7.
Pengembangan atau memilih materi
pembelajaran. Tahap ini akan digunakan untuk memilih atau mengembangkan materi
pembelajaran termasuk petunjuk pembelajaran untuk siswa, materi, tes dan
panduan guru.
8.
Merancang dan melaksanakan evaluasi
formatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi
data, mengolah data, dan menganalisis data tentang program yang dikembangkan.
Hasilnya untuk mendeskripsikan apakah program yang dikembangkan sudah baik atau
belum. Jika belum harus direvisi dan jika sudah harus dipertahankan.
9.
Merancang dan melaksanakan evaluasi
sumatif. Tahap ini merupakan tahap lanjutan untuk melihat kebergunaan program
setelah diterapkan di lapangan.
10. Revisi
pembelajaran. Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat sistem
pembelajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya dianalisis serta diinterpretasikan.
Dick dan Carey (2009) memandang desain
pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses
yang sitematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan
sebagai model pendekaan sistem. Dipertegas oleh Dickdan Carey (2009), bahwa
pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan
pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD). Jika berbicara masalah
desain, maka masuk ke dalam proses, dan jika menggunakan istilah instructional
design (ID) mengacu kepada instructional system development (ISD) yaitu tahapan
analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.
Komponen model Dick dan Carey meliputi;
pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula di lingkungan
pendidikan nonformal meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar),
materi, dan lingkungan pembelajaran (Ditjen PMPTK PNF, 2006). Semua
berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Bila melihat komponen bekerja dengan memuaskan atau tidak maka
perlu mengembangkan format evaluasi (Dick dan Carey, 2001). Jika dari hasil
evaluasi menunjukkan unjuk kerja pebelajar tidak memuaskan maka komponen
tersebut direvisi untuk mencapai kriteria efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Komponen model Dick dan Carey dipengaruhi
oleh Condition of Learning hasil penelitian Robert Gagne yang dipublikasikan
pertama kali pada tahun 1965. Condition of learning ini berdasarkan asumsi
psikologi behavioral, psikologi cognitive, dan konstruktivisme yang diterapkan
secara eklektic (Dick dan Carey, 2001). Tiga proyek utama yang dihasilkan oleh
Gagne (Bostock, 1996) yaitu 1) peristiwa pembeajaran (instructional events); 2)
jenis-jenis hasil belajar (types of learning outcomes); dan 3) kondisi internal
dan eksternal (internal conditions and external conditions). Ketiganya
merupakan masukan yang penting dalam memulai kegiatan desain pembelajaran.
Pada umumnya, tahap pertama dalam desain
pembelajaran adalah analisis untuk mengetahui kebutuhan dalam pembelajaran, dan
mengidentifikasi masalah-masalah apa yang akan dipecahkan. Model Dick dan Carey
menerapkan tahapan ini, dengan demikian pengembangan yang dilakukan berbasis
kebutuhan dan pemecahan masalah. Produk yang direkomendasikan dalam model ini
yaitu sebuah produk yang dapat digunakan untuk belajar mandiri (Nasution, 1995;
Dick, Carey, dan Carey, 2001; Heinich, Molenda, Russel, & Smadino, 2002).
Model ini juga memungkinkan warga belajar menjadi aktif berinteraksi karena
menetapkan strategi dan tipe pembelajaran yang berbasis lingkungan. Dengan
bentuk pembelajaran yang berbasis lingkungan, yang disesuaikan dengan konteks
dan setting lingkungan sekitar atau disebut juga sebagai situational approach
oleh Canale & Swain (1980) memungkinkan pebelajar bahasa (sebagaimana
dinyatkan oleh Sadtono, 1987) dapat mengoptimalkan kompetensi komunikatif.
Model pembelajaran Dick and Carey terdiri
dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi
perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang
lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang
sangat jelas, dan tidak teputus antara langkah yang satu dengan yang lainya.
Dengan kata lain, sistem yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas,
namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya.
Penggunaan model Dick and Carey dalam
pengembangan desain sistem suatu mata pelajaran dimaksudkan agar sebagai
berikut.
1.
Pada awal proses pembelajaran anak didik
atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal
yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran.
2.
Adanya pertautan antara tiap komponen khususnya
strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki.
3.
Menerangkan langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.
Model desain sistem pembelajaran yang
dikemukakan oleh Dick dan Carey telah lama digunakan untuk menciptakan program
pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Model yang dikembangkan
didasarkan pada penggunaan pendekatan sistem atau system approach terhadap
komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis,
desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Model ini terdiri atas
beberapa komponen dan subkomponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan
aktivitas yang lebih besar. Pengembangan model desain sistem pembelajara ini
tidak hanya diperoleh dari teori dan hasil penelitian, tetapi juga dari
pengalaman praktis yang diperoleh dilapangan. Implementasi model desain sistem
pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis dan menyeluruh. Hal ini
diperlukan untuk dapat menciptakan desain sistem pembelajaran yang mampu
digunakan secara optimal dalam mengatasi masalah-masalah pembelajaran.
1.
Karakteristik Model Dick and Carey
Model
Dick and Carey mempunyai karakteristik sebagai berikut.
a.
Dalam penerapan model ini, setiap komponen
bersifat penting dan tidak boleh ada yang dilewati.
b.
Penggunaan model ini mungkin akan
menghalangi kreativitas perancang pembelajaran yang sudah profesional.
c.
Model Dick and Carey menyediakan
pendekatan sistematis terhadap kurikulum dan program design. Ketegasan model
ini susah untuk diadaptasikan ke tim dengan banyak anggota dan beberapa sumber
yang berbeda.
d.
Cocok diterapkan untuk e-learning skala
kecil, misalnya dalam bentuk unit, modul, atau lesson.
2.
Kelebihan dan Kekurangan Model Dick and
Carey
Kelebihan
dari Dick and Carey Model sebagai berikut.
a.
Setiap langkah jelas, sehingga dapat
diikuti.
b.
Teratur, efektif dan efisien dalam
pelaksanaan.
c.
Merupakan model atau perencanaan
pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti.
d.
Adanya revisi pada analisis pembelajaran,
di mana hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi
kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional
tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada
komponen setelahnya.
e.
Model Dick dan Carey sangat lengkap
komponennya, hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan
pembelajaran.
Sedangkan
kekurangan dari Dick and Carey Model sebagai berikut.
a.
Kaku, karena setiap langkah telah di
tentukan.
b.
Tidak cocok diterapkan dalam elearning
skala besar.
C.
Model
Jerrold Kemp
Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri
dari banyak bagian dan fungsi yang saling berhubungan dan mesti dikerjakan
secara logis agar mencapai apa yang diinginkan. Model Kemp adalah sebuah
pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman dalam
penyusunan perencanaan program. Alur tersebut merupakan rangkaian yang
sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi. Komponen-komponen
dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga sewaktu-waktu
tiap komponennya dapat dilakukan revisi.
Model pembelajaran Kemp dapat
digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai
perguruan tinggi.
Ada
4 unsur yang merupakan dasar dalam membuat model Kemp:
1.
Untuk siapa program itu dirancang? (ciri
pebelajar)
2.
Apa yang harus dipelajari? (tujuan yang
akan dicapai)
3.
Bagaimana isi bidang studi dapat
dipelajari dengan baik? (metode/strategi pembelajaran)
4.
Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar
telah berlangsung? (evaluasi)
Desain Model Pembelajaran Jerold E.
Kemp diarahkan untuk menjawab tiga pertanyaan berkaitan dengan hal-hal
yang diperlukan dalam mendesain pembelajaran berikut:
1.
Apa yang mesti diajarkan?
2.
Apa prosedur dan sumber yang
akan digunakan untuk menjangkaumutu pembelajaran yang diinginkan?
3.
Bagaimana caranya kita untuk mengetahui
nilai yang diperoleh dari pembelajaran tersebut?
Pada
dasarnya, perencanaan dalam desain pembelajaran terdiri atas delapan langkah:
1.
Menentukan tujuan dan daftar
topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap topiknya;
2.
Menganalisis karakteristik pelajar, untuk
siapa pembelajaran tersebut didesain;
3.
Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
4.
Menentukan isi meteri pelajaran yang dapat
mendukung tiap tujuan;
5.
Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal
untuk menentukan latar belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan
terhadap suatu topik;
6.
Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber
pembelajaran yang menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi
siswa siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan,
7.
Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau
sarana penunjang yang meliputi personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan,
dan jadwal untuk melaksanakan rencana pembelajaran;
8.
Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan
syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan
peninjauan angkah beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan.
Proses belajar dianggap berhasil jika si
pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya. Setiap guru / pengajar berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang siswanya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan
dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi
yang ada dalam diri mereka.
1.
Kelebihan
a. Melakukan
pemantauan terlebih dahulu sebelum menuju ke tempat berikutnya
b. Jika
terdapat kekurangan pada tahap tersebut maka akan dirombak Kembali dan diubah
semula
c. Jika
dapat diatas, berulah dapat melangkah ke tahap berikutnya
2. Kekurangan
a. Model
ini berfokuskan kepada perancangan pembelajaran kelas
b. Peranan
guru mempunyai pengaruh yang besar
c. Dituntut
dalam membuat rangka program mengajar dan strategi pengajaran
D.
Model Addie
Model desain pembelajaran ADDIE adalah
model desain pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah sederhana dalam
pengaplikasinnya. Ini merupakan desain pembelajaran yang mudah dipelajari.
Sesuai dengan langkah model desain pembelajaran ADDIE ada 5 tahap/ langkah
dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain, Development, Implementation, dan
Evaluation.
Kalau kita susun maka akan diperoleh
tahapan/ langkah- langkah model desain pembelajaran ADDIE adalah sebagai
berikut:
1.
Analisis
Pada
angkah ini pendidik/ pendesain sistem pembelajaran harus memperhatikan
komponen- komponen penunjang agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai
dengan yang direncanakan. Pendesain harus mengetahui terlebih dahulu
pengetahuan, karaktreristik, keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik
serta kemampuan apa yang perlu dimiliki oleh peserta didik.
2.
Desain
Desain
ini merupakan langkah lanjutan setelah analisis. Setelah masalah- masalah
dianalisis maka harus dicari solusi alternatif, dengan merancang sistem
pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik
oleh peserta didik. Dan untuk mengetahui apakah program pembelajaran yang
didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah- masalah yang terjadi pada
peserta didik atau tidak.
3.
Pengembangan
Langkah
pengembangan ini merupakan penjabaran dari langkah desain, setelah pembelajaran
di desain maka apa yang ada dalam desain pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Seperti mengembangkan materi pelajaran,
strategi pembelajaran, pengembangan media pembelajaran dan penunjang
pembelajaran lainnya.
4.
Implementasi
Tahap
ini merupakan realisasi dari langkah pengembangan atau dalam kata lain ada
proses penyampaian materi dan informasi. Pendidik membimbing peserta didik
untuk memperoleh pengetahuan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pendesain juga harus memperhatikan model dan strategi pembelajaran apa yang
efektif untuk digunakan dalam penyampaian materi, karena akan mempengaruhi
pencapaian tujuan pembelajaran.
5.
Evaluasi
Evaluasi
ini merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program
pembelajaran. Penilaian terhadap kompetensi, pengetahuan, keterampilan, sikap
peserta didik setelah memperoleh program pembelajaran tersebut. Evaluasi ini
merupakan tahap akhir dari proses pembelajaran.
6.
Kekurangan dan Kelebihan Model Desain
ADDIE ini adalah:
a. Kelebihan
model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang sistematis.
Seperti
kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling
berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang
pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara
sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang
menurut kita ingin di dahulukan. Karena kelima tahap/ langkah ini sudah sangat
sederhana jika dibandingkan dengan model desain yang lainnya. Sifatnya yang
sederhana dan terstruktur dengan sistematis maka model desain ini akan mudah
dipelajari oleh para pendidik.
b. Kekurangan
model desain ini adalah dalam tahap analisis memerlukan waktu yang lama.
Dalam
tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu menganalisis dua
komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu
analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang nantinya
akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap pembelajaran
dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena akan
mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya.
E.
Model Assure
Model desain pembelajaran ASSURE adalah
suatu model desain pembelajaran yang berorientasi pada kegiatan belajar
mengajar (KBM). Desain pembelajaran yang berorientasi KBM dapat memandu seorang
pengajar bagaimana mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar bahkan
memotivasi peserta didik dengan tepat. Kreativitas pengajar, langkah pengajar
dan peserta didik dan pihak lain yang terlibat dapat dikembangkan dengan baik
dalam model desain pembelajaran yang berorientasi KBM ini.
Suatu hal yang perlu dicermati dari model
desain pembelajaran ASSURE ini, walaupun model ASSURE berorientasi pada KBM,
tetapi model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit.
Strategi pembelajaran dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media,
bahan ajar, dan peran serta peserta didik di kelas.
Model ASSURE sudah dicetuskan oleh
Heinich, dkk. Sejak tahun 1980an dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk.
Hingga sekarang. Model ASSURE tidak diberi nama berdasarkan pencetusnya, tetapi
berdasarkan huruf awal langkah-langkah model desain pembelajarannya. Adapun langkah-langkah
atau komponen dari model ASSURE adalah sebagai berikut:
·
Analize learner (menganalisis peserta
didik)
·
State Objectives (merumuskan tujuan
pembelajaran khusus)
·
Selection of media on materials (memilih
metode, media,dan bahan ajar)
·
Utilize media and materials (memanfaatkan
media dan bahan ajar)
·
Require learner’s response (meminta respon
siswa)
·
Evaluate (evaluasi)
1.
Menganalisis peserta didik (analysys of
learner)
Kondisi
siswa perlu diketahui saat akan merencanakan pembelajaran. Asspek yang perlu
dianalisis dari aspek siswa meliputi:
a.
Karakteristik umum(gender, demografi,
status sosial ekonomi)
b.
Bekal kompetensi yang telah dimiliki
(pengetahuan, ketrampilan, dan sikap terhadap materi yang akan dipelajari)
c.
Gaya belajar (gaya belajar visual
(melihat), gaya belajar audio(mendengarkan), gaya belajar kinestetik (mempraktekan)
2.
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus
(state objectives)
Merumuskan
secara spesifik pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diharapkan dikuasai
siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.perlu kejelasan siapa yang
belajar, apa yang harus dilakukan siswa sebagai hasil belajar,dalam kondisi
bagaimana kegiatan belajar dilakukan dan seberapa tinggi tingkat pencapaian
yang diharapkan dikuasai (mastery level).
3.
Memilih metode, media,dan bahan ajar
(selection of media on materials).
Memilih
metode, media dan materi pembelajaran yang digunakan untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran khusus. Disini tersedia tiga pilihan:
a.
Memilih materi/paket pembelajaran yang
telah tersedia di sekolah atau di pasaran.
b.
Memodifikasi materi pembelajaran yang
telah ada.
c.
Membuat materi pembelajaran baru.
Memanfaatkan
media dan bahan ajar (utilize media and materials)
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka
pemanfaatan media dan paket pembelajaran:
a. Adakan
telaah, kajian atau review terhadap materi dan media yang akan digunakan.
b. Latihan
menggunakan media dan paket pembelajaran
c. Siapkan
ruang kelas beserta sarana atau alat yang diperlukan.
d. Laksanakan
pembelajaran dengan menggunakan media dan materi pembelajaran yang telah
disiapkan.
4.
Meminta respon siswa (require learner’s
response)
Tugasi
siswa untuk berinteraksi dengan media dan materi pembelajaran. Tugasi siswa
beraktifitas baik secara mental maupun fisik, misalnya dengan jalan menjawab
pertanyaan, mengajukan pertanyaan, meringkas, memberi komentar, mengkritik,
mempraktikkan, meragakan, mensimulasikan, dsb.
5.
Evaluasi (evaluation)
Setelah
pembelajaran dilaksanakan perlu dievaluasi untuk mengetahui dampak dan
evektifitasnya. Untuk memperoleh gambaran lengkap perlu dilakukan evaluasi baik
terhadap proses maupun hasilnya. Berkenaan dengan proses, yang ingin diketahui
antara lain apakah media dan metode yang digunakan berdampak positif terhadap
siswa(misalnya menarik, mudah ditangkap isi pesan pembelajarannya). Berkenaan
dengan hasil, aspek yang ingin dinilai apakah siswa dapat mencapai kompetensi
atau tujuan yang telah ditetapkan.
6.
Model desain pembelajaran ASSURE memiliki
bebeberapa kelebihan dan kekurangan.
a.
Kelebihan dari model ASSURE adalah sebagai
berikut:
1)
Sederhana, Langkah mudah untuk diterapkan.
2)
Karena sederhana maka dapat dikembangkan
sendiri oleh pengajar.
3)
Komponen kegiatan belajar mengajar (KBM)
lengkap.
4)
Peserta didik dapat dilibatkan dalam
persiapan untuk KBM.
b.
Sedangkan kekurangan dari model ASSURE
adalah:
1)
Tidak mengukur dampak terhadap proses
belajar karena tidak didukung oleh komponen suprasistem.
2)
Adanya penambahan tugas dari seorang
pengajar.
3)
Perlu upaya khusus dalam mengarahkan
peserta didik untuk persiapan KBM.
F.
Model Smith dan Ragan
Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan
(2003) mengemukakan sebuah model desain sistem pembelajaran yang langkah
dikalangan mahasiswa dan profesional yang memiliki kecenderungan terhadap
implementasi teori belajar kognitif. Hampir semua langkah dan prosedur dalam
desain sistem pembelajaran ini difokuskan pada rancangan tentang strategi
pembelajaran. Model yang desain yang di kemukan oleh smith dan ragan
terdiri dari beberapa langkah dan prosedur yaitu:
1.
Analisis Lingkungan Belajar
Analisis
lingkungan belajar meliputi prosedur menetapkan kebutuhan akan adanya proses
pembelajaran dan lingkungan tempat program pembelajaran akan diimplementasikan.
Tahap analisis dalam model ini digunakan untuk mengetahui dan mengidentifikasi
masalah-masalah pembelajaran.
2.
Analisi Karakteristik Siswa
Analisis
karakteristik siswa meliputi aktivitas atau prosedur untuk mengidentifikasi dan
menentukan karakteristik siswa yang akan menempuh program pembelajaran yang
didesain. Karakteristik siswa yang akan menempuh program pembelajaran meliputi
kondisi sosial ekonomi, penguasaan isi atau materi pelajaran, dan gaya belajar.
Gaya belajar siswa dapat dikelompokkan manjadi gaya belajar auditori, gaya
belajar visual, dan gaya belajar kinestetik.
Gaya
belajar adalah kesukaan atau preferensi yang menjadi karakteristik
individu dalam melakukan aktivitas atau proses belajar. Siswa dengan gaya belajar
visual akan mudah menyerap pengetahuan dan keterampilan melalui indera
penglihatan. Dengan kata lain, siswa yang memiliki gaya belajar visual akan
mudah belajar melalui kegiatan membaca atau melihat sendiri. Sedangkan siswa
dengan gaya belajar auditori akan mudah menyerap isi atau materi pelajaran
melalui indera pendengaran. Salah satu karakteristik gaya belajar auditori
yaitu saat melakukan proses belajar, siswa lebih suka membaca keras dan belajar
kelompok atau berdiskusi. Siswa dengan gaya belajar kinestetik biasanya
menggunakan alat peraga dalam melakukan proses belajar. Mereka cenderung
belajar sambil melakukan suatu aktivitas.
3.
Analisis Tugas Pembelajaran
Analisis
tugas pembelajaran atau disebut juga dengan dengan istilah task
analysis merupakan angkah yang dilakukan untuk membuat deskripsi
tugas-tugas dan prosedur yang perlu dilakukanoleh individu untuk mencapai
tingkat kompetensi dalam melakukan suatu jenis pekerjaan. Analisis tugas perlu
dilakukan untuk menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran spesifik yang perlu
dimiliki oleh pembelajar untuk mencapai tingkat kompetensi dalam melakukan
pekerjaan. Tujuan- pembelajaran spesifik ini biasanya disusun secara berjenjang
atau hierarkis.
4.
Menulis Butir Tes
Menulis
butir-butir tes dilakukan untuk menilai apakah program pembelajaran yang
dirancang dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Butir-butir tes yang ditulis harus bersifat
valid dan reliabel agar dapat digunakan untuk menilai kemampuan atau kompetensi
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
5.
Menentukan Strategi Pembelajaran
Menentukan
strategi pembelajaran dilakukan untuk mengelola program pembelajaran yang
didesain agar dapat membantu siswa dalam melakukan proses pembelajaran yang
bermakna. Strategi pembelajaran dalam konteks ini dapat diartikan sebagai
siasat yang perlu dilakukan oleh instruktur agar dapat membantu siswa dalam
mencapai hasil belajar yang optimal.
6.
Memproduksi Program Pembelajaran
Memproduksi
program pembelajaran mempunyai makna adanya proses atau aktivitas dalam
menerjemahkan desain sistem pembelajaran yang telah dibuat ke dalam bahan ajar
atau program pembelajaran. Program pembelajaran merupakan output dari
desain sistem pembelajaran yang mencakup deskripsi tentang kompetensi atau
tujuan, metode, media, strategi, dan isi atau materi pelajaran, serta evaluasi
hasil belajar.
7.
Melaksanakan Evaluasi Formatif
Melakukan
evaluasi formatif untuk menemukan kelemahan-kelemahan dari draf bahan ajar yang
telah dibuat untuk segera direvisi agar menjadi program pembelajaran yang
efektif, efesien, dan menarik. Evaluasi formatif pada umumnya dilakukan
terhadap prototipe program pembelajaran yang sedang dikembangkan.
8.
Merevisi Program Pembelajaran
Merevisi
program pembelajaran dilakukan terhadap kelemahan-kelemahan yang masih terlihat
pada rancangan atau draf program pembelajaran. Dengan melakukan revisi terhadap
draf program pembelajaran maka program tersebutdiharapkan dapat menjadi program
pembelajaran berkualitas, yaitu pembelajaran yang efetif dan efesien, dan
menarik.
Model desain sistem pembelajaran yang
dikemukan oleh Smith dan Ragan mencerminkan adanya keyakinan filosofis mereka
bahwa penerapan solusi untuk memecahkan masalah pembelajaran secara sistematis
akan menghasilkan program pembelajaran yang efektif dan efesien. Smith dan
Raglan juga berpandangan bahwa model desain sistem pembelajaran yang
diciptakannya merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (leaner
centered instruction).
Model desain ini menurut Gustafson dan
Branch bersifat sangat komprehensif dalam implementasi langkah pengembangan
strategi pembelajaran. Hal ini sering menjadi kelemahan bagi model-model desain
sistem pembelajaran yang lain.
TABEL ANALISIS
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
MODEL RANCANGAN DICK
DAN CAREY, MODEL JEROLD E KAMP, MODEL ADDI MODEL ASSURE, DAN MODEL SMITH RAGAN
Model
Pembelajaran |
Kelebihan |
Kekurangan |
Model Dick And Carey |
a.
Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti. b.
Teratur, efektif dan efisien dalam pelaksanaan. c.
Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang
terperinci, sehingga mudah diikuti. d.
Adanya revisi pada analisis pembelajaran, di mana
hal tersebut merupakan hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan
maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut,
sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen
setelahnya. e.
Model Dick dan Carey sangat lengkap komponennya,
hampir mencakup semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran. |
a. Kaku,
karena setiap langkah telah di tentukan. b. Tidak
cocok diterapkan dalam elearning skala besar. |
Model
Jerrold Kemp |
1.
Melakukan pemantauan terlebih dahulu sebelum menuju
ke tempat berikutnya 2.
Jika terdapat kekurangan pada tahap tersebut maka
akan dirombak Kembali dan diubah semula 3.
Jika dapat diatas, berulah dapat melangkah ke tahap
berikutnya |
1.
Model ini berfokuskan kepada perancangan
pembelajaran kelas 2.
Peranan guru mempunyai pengaruh yang besar 3.
Dituntut dalam membuat rangka program mengajar dan
strategi pengajaran |
Model
Addie |
Seperti
kita ketahui bahwa model Addie ini terdiri dari 5 komponen yang saling
berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan yang
pertama sampai tahapan yang kelima dalam pengaplikasiannya harus secara
sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak atau kita bisa memilih mana yang
menurut kita ingin di dahulukan. Karena
kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan
model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan
sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik. |
Dalam
tahap analisis ini pendesain/ pendidik diharapkan mampu menganalisis dua
komponen dari siswa terlebih dahulu dengan membagi analisis menjadi dua yaitu
analisis kinerja dan alisis kebutuhan. Dua komponen analisis ini yang
nantinya akan mempengaruhi lamanya proses menganalisis siswa sebelum tahap
pembelajaran dilaksanakan. Dua komponen ini merupakan hal yang penting karena
akan mempengaruhi tahap mendesain pembelajaran yang selanjutnya. |
Model
Assure |
1)
Sederhana, langkah mudah untuk diterapkan. 2)
Karena sederhana maka dapat dikembangkan sendiri
oleh pengajar. 3)
Komponen kegiatan belajar mengajar (KBM) lengkap. 4)
Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk
KBM. |
1)
Tidak mengukur dampak terhadap proses belajar karena
tidak didukung oleh komponen suprasistem. 2)
Adanya penambahan tugas dari seorang pengajar. 3)
Perlu upaya khusus dalam mengarahkan peserta didik
untuk persiapan KBM. |
Model
Smith Ragan |
Model
desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Smith dan Ragan mencerminkan adanya
keyakinan filosofis mereka bahwa penerapan solusi untuk memecahkan masalah
pembelajaran secara sistematis akan menghasilkan program pembelajaran yang
efektif dan efisien. Smith
dan Ragan juga berpandangan bahwa model desain sistem pembelajaran yang
diciptakannya merupakan model pembelajaran yang berpusat padasiswa (learner
centered Introducton). |
Model
desain ini menurut Gustanfon dan Brach, bersifat sangat komprehensif dalam implementasi
Langkah pengembangan strategi pembelajaran. Hal ini sering menjadi kelemahan
bagi model-model desain sistem pembelajaran yang lain. (Benny, 2011:125). |
silahkan klik DISINI untuk dapatkan file MS WORD
0 comments:
Post a Comment