BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pahlawan Kemerdekaan
Nasional adalah Pahlawan yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia baik secara langsung dengan perang maupun secara tidak langsung
dengan memberikan informasi kepada para pejuang, melalui perundingan sampai
merumuskan teks proklamasi.
Pemerintah Republik
Indonesia menetapkan Maulana Syekh Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) Muhammad
Zainuddin Abdul Madjid, pendiri organisasi Islam Nahdlatul Wathan di Lombok,
Nusa Tenggara barat, sebagai Pahlawan Nasional, Kamis (07/11/2017) Maulana
Syekh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berjuang untuk agama dan negara.
Pengukuhan gelar pahlawan
nasional bagi ulama kharismatik asal Lombok itu sebagai bukti bahwa di
Indonesia, urusan agama dan negara sebenarnya adalah ikatan yang berkaitan satu
dan lainnya.
Maulana Syekh Tuan Guru Kiai
Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid lahir di Bermi, Pancor, Selong,
Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 17 Rabiul Awal 1316 Hijriah atau
5 Agustus 1898 Masehi. TGKH Zainuddin Abdul Madjid meninggal dunia di Pancor,
Selong, Lombok Timur, pada 21 Oktober 1997, dalam usia 99 tahun.
Sebagai guru pendindik agar
bisa menjelaskan dan memperkenalkan tokoh pahlawan nasional Hamzanwadi agar
peserta didiknya dapat mengenal tokoh pahlawan tersebut, namun bagai mana
strategi guru dalam mengatasi pembelajaran ini agar peserta didiknya dapat
mengenal Pahlawan Nasional Hamzanwadi dan bisa menceritakak kepada orang tua,
keluarga dan temannya.
Dalam situasi kelas tidak
semua bisa dikatakan stabil, ketika dalam melakukan pembelajaran tidak semua
siswa dapat kita atur sesuai dengan apa yang kita atau lembaga inginkan, pasti
akan kita menemukan siswa yang selalu melanggar peraturan disekolah, selalu
membantah guru, sering mendapat nilai jelek dan sering mengganggu teman. Lalu
bagaimana sikap guru untuk menghadapi siswanya yang berperilaku tersebut.
Perilaku tersebut tidak
muncul dengan tiba-tiba, namun karena beberapa Faktor yang dialami oleh anak
bisa Karena dia sering di kucilkan oleh teman-temannya saat bermain,
Banyak yang tidak menyukainya, baik itu teman sebayannya maupun gurunya. Bisa
juga karena Siswa yang tinggal jauh dari orangtua kandungnya sehingga kurang
adanya kontrol yang diterima anak, atau Orangtua asuhnya tidak terlalu
memperdulikannya. Dan faktor lain yang kurang menjadi perhatian adalah karena
Guru dikelas selalu memarahi ketika siswa melakukan kesalahan.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam perumusan masalah tersebut diatas dapat
kita ambil beberapa masalah yang akan menjadi rumusan masalah dalam penulisan
ini yaitu:
1.
Bagaimana strategi guru dalam
memperkenalkan tokoh pahlawan nasional Hamzanwadi agar siswa dapat menceritakan
kepada orang tua, keluarga dan temannya?
2.
Bagaimana guru dapat mengatasi
permasalahan siswa di dalam kelas yang berprilaku menyimpang?
1.3
Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat kita
petik menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini, antara lain:
1.
Agar guru dapat memperkenalkan tokoh
pahlawan nasional Hamzanwadi agar siswanya dapat menceritakan kepada orang tua,
keluarga dan temannya.
2.
Supaya guru mampu mengatasi permasalahan
siswa di dalam kelas yang berperilaku menyimpang.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Strategi Guru Memperkenalkan Pahlawan
Nasional Hamzanwadi Agar Siswa Bisa Menceritakan Kepada Orang Tua, Keluarga dan
Teman
2.1.1 Menonton
bersama mengenai film pahlawan
Untuk anak-anak menonton film pasti menjadi sebuah kegiatan yang
menyenangkan. Apalagi kalau si Anak menonton film-film dengan berbagai karakter
favoritnya. Walaupun sekarang banyak bermunculan film animasi atau film
superhero, tidak ada salahnya memberikan sebuah tontonan mengenai film pahlawan
untuk anak-anak di rumah.
Dari banyaknya para sineas yang mengangkat film pahlawan ke
layar lebar, ini juga bisa menjadi sebuah kesempatan untuk memperkenalkan
beragam tokoh pahlawan kepada siswa. Sebuah film animasi berjudul Battle
of Surabaya juga bisa menjadi pilihan ketika ingin memperkenalkan tokoh
pahlawan kepada siswa dalam bentuk film.
Film ini bercerita mengenai pertempuran 10 November di
Surabaya antara para pejuang kemerdekaan ketika melawan tentara sekutu yang
dibentengi oleh Belanda.
Selain film Battle of Surabaya, guru bisa mengajak siswa
menonton beberapa film lainnya seperti kisah dari H.O.S Tjokroaminoto
berjudul Guru Bangsa Tjokroaminoto, R.A Kartini di film Kartini,
dan KH Hasyim Asyari berjudul Sang Kiai.
Begitu juga kita di lombok dapat menceritakan atau
memperkenalkan salah satu tokoh Pahlawan Nasional yaitu Hamzanwadi, agar siswa
dapat mengetahui salah satu tokoh yang ada di Lombok. Walaupun tidak ada dalam
perfileman tokoh Pahlawan Hamzanwadi namun dapat kita perkenalkan melalaui
cerita dan buku sejarah perjuangan Hamzanwadi. Selain itu juga memperkenalkan
tokoh pahlawan nasional asal Lombok atau yang lebih kita kenal dengan
Hamzanwadi kita dapat memperkenalkan melalui wasiat renungan masa ciptaanya,
melalui sejarah terbentuknya NWDI dan NBDI yang di dirikan oleh beliau.
2.1.2 Mengujungi
Musium Sejarah
Salah satu cara memperkenalkan berbagai tokoh pahlawan sejak
dini ke anak-anak bisa dimulai dari cara sederhana seperti mengujungi museum
sejarah.
Selain bisa mengurangi kebiasaan untuk pergi ke pusat
perbelanjaan, guru bisa mengajak pergi siswa ke museum sejarah. Museum nasional
maupun museum daerah bisa dijadikan tempat untuk memperkenalkan sosok pahlawan
kepada siswa apalagi ada banyak koleksi yang berkaitan dengan sejarah.
Bahkan di beberapa kota juga ada museum militer. Saat berkunjung
ke museum militer bersama keluarga, anak-anak bisa melihat berbagai koleksi
sejarah ketika masa-masa perjuangan para pahlawan kemerdekaan.
Jalan-jalan ke Museum Sumpah Pemuda, Museum Fatahilah, Museum
Perumusan Naskah Proklamasi, Museum Satria Mandala, atau Rumah Perjuangan
Jendral Ahmad Yani di Jakarta, Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta,
atau Museum Perjuangan di Kota Bogor.
Dilombok ada sebuah tempat lengkap dengan benda-benda peninggalan masayarakat Nusa Tenggara Barat.
Museum Negeri Nusa Tenggara Barat dilengkapi dengan koleksi bersejarah museum
ini menjadi tempat yang tepat bagi guru untuk memperkenalkan para tokoh-tokoh
pahlawan kepada siswanya.
2.1.3 Melihat
Monumen Serta Patung Pahlawan
Jika anda tinggal di Jakarta atau di kota-kota lain, tak jarang
banyak sekali monumen nasional atau patung-patung pahlawan di berbagai
daerah. Seperti tujuan awal pembuatan monumen atau patung pahlawan, ini
tentu bertujuan mengenang jasa pahlawan serta banyak generasi muda yang
mengetahui sosok pahlawan tanah air.
Saat jalan-jalan bisa sekaligus memperkenalkan beberapa monumen
serta patung pahlawan yang ada di sekitar jalan. Cara ini tentu akan membuat siswa
lebih tertarik untuk mengetahui lebih banyak mengenai sosok pahlawan yang
ditemuinya dalam wujud patun, begitu juga kalo kita berjalan-jalan dari ujung
timur sampai barat banyak kita lihat baner atau spanduk mengenai pahlawan
nasional Hamzanwadi ini dapat kita ceritakan kepada peserta didik kita.
Dalam memperkenalkan tokoh pahlawan nasional Hamzanwadi bisa kita kunjungi
pusat perjuangan beliau dalam mempertahan negeri ini dari penjajahan belanda,
bisa kita berkunjung di Al-Abror Pancor, bahkan
2.1.4 Berziarah
ke Taman Makam Pahlawan
Mengenang jasa-jasa para pahlawan tentu bisa dilakukan dengan
berbagai cara, seperti belajar banyak mengenai sejarah melalui berbagai media
atau sekedar berziarah ke Taman Makam Pahlawan. Guru bisa memilih atau
menyempatkan waktu di tanggal-tanggal penting seperti 10 November sebagai
peringatan hari Pahlawan.
Makam tokoh pahlawan yang bisa dikunjungi bersama siswa seperti
Taman Makam Pahlawan di daerah Kalibata, Jakarta atau di Cikutra, Bandung. Saat
berada di area makam, siswa bisa melihat deretan nama-nama dari para
pahlawan. Selain berziarah, siswa bisa mengetahui sejarah mengenai
berbagai pahlawan tanah air yang telah gugur di medan perang.
Untuk memperkenalkan salah satu tokoh pahlawan Nasional di
Lombok yaitu Hamzanwadi dengan mengajak siswa kita berlibur dengan pergi
berziarah ke makam pahlawan Nasional Hamzanwadi di Pancor Lombok Timur, disini
siswa dapat mengenalnya selain itu guru dapat menceritakan tentang sejarah
perjuangan beliau.
2.2
Upaya Guru Dalam Mengatasi Siswa Di
Dalam Kelas Yang Berperilaku Menyimpang
Dalam situasi kelas tidak semua bisa dikatakan stabil, ketika
dalam melakukan pembelajaran tidak semua siswa dapat kita atur sesuai dengan
apa yang kita atau lembaga inginkan, pasti akan kita menemukan siswa yang
selalu melanggar peraturan disekolah, selalu membantah guru, sering mendapat
nilai jelek dan sering mengganggu teman. Lalu bagaimana sikap guru untuk
menghadapi siswanya yang berperilaku tersebut. Tentu bukan hal yang biasa lagi,
ada beberapa perilaku yang biasa dilakukan siswa dan menjadi kebiasaan:
1.
Melanggar peraturan sekolah ditandai dengan anak yang sering
terlambat masuk kelas, suka izin kebelakang ketika jam pelajaran dimulai atau
berpindah-pindah tempat duduk, tidak memakai seragam dengan rapi, sulit untuk didisiplinkan.
2.
Membantah guru ditandai dengan perilaku suka menjawab dalam
kelas, menentang ketika guru menyuruh mengerjakan sesuatu, sering tidak
mengerjakan tugas, sering mendapatkan nilai jelek ketika ada quis ataupun
ujian, membuat keributan ketika proses pembelajaran.
3.
Mengganggu teman ditandai dengan suka berbuat usil, suka
berkelahi, tidak bisa bekerjasama dalam bertugas, kurang berempati.
4.
Perilaku tersebut jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan
anak berperilaku keras dan kejam, bisa juga nantinya akan mengalami problem
interpersonal, mental dan fisiknya.
Perilaku tersebut tidak muncul dengan tiba-tiba, namun karena
beberapa Faktor yang dialami oleh anak bisa Karena dia sering di kucilkan
oleh teman-temannya saat bermain, Banyak yang tidak menyukainya, baik itu teman
sebayannya maupun gurunya. Bisa juga karena Siswa yang tinggal jauh dari
orangtua kandungnya sehingga kurang adanya kontrol yang diterima anak, atau
Orangtua asuhnya tidak terlalu memperdulikannya. Dan faktor lain yang kurang
menjadi perhatian adalah karena Guru dikelas selalu memarahi ketika siswa
melakukan kesalahan.
Ketika guru ingin mempebaiki perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh anak, bisa melakukan dengan 3 teknik berikut ini: reinforcement, stimulus
avertif dan token ekonomi
2.2.1 Dengan
Teknik Reinforcement
Penguatan ini sangat dibutuhkan agar dapat mempengaruhi
penyembuhan perilaku menyimpang dikelas. Penguatan yang dibutuhkan adalah
perhatian yang lebih oleh sang guru pada murid yang mengalami penyimpangan
perilaku dikelas. Anak yang melakukan perilaku-perilaku menyimpang dikelas
biasanya ditandai karena dia ingin mendapatkan perhatian yang lebih oleh guru
atau bisa juga karena anak ingin diperhatikan dan juga diakui adanya oleh
teman-temannya. Alasan lain anak melakukan perilaku penyimpang yang lainya bisa
juga karena anak ingin menghindarkan dirinya dari situasi yang membosankan,
lelah atau situasi yang tidak membuatnya senang didalam kelas.
Teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku
anak menyimpang di sekolah seperti kasus diatas diantanya:
1.
Perhatian guru : terkadang ketika anak melakukan penyimpangan
perilaku seperti sering membuat gaduh dalam kelas, sering mendapat
nilai jelek, sering tidak mengerjakan tugas ataupun yang lainnya bisa jadi
karena dia ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari gurunya.
2.
Memperhatikan anak-anak yang rajin saja adalah hal yang biasa
dilakukan karena anak rajin memberikan rasa kebanggaan tersendiri, namun
bagaimana kita tetap memberikan perhatian pada anak yang berperilaku menyimpang
dalam kelas? Hal ini lah yang terkadang dirasa malas untuk dilakukan, padahal
ketika kita mampu memberikan perhatian yang lebih dan berbeda pada anak-anak
ini akan membantu mengurangi perlaku menyimpang yang dilakukan.
3.
Jika perilaku tersebut diabaikan atau dibiarkan dapat
mempengaruhi siswa yang lainnya. pindahkan posisi atau tempat duduk siswa
tersebut, Biasanya anak yang sering berperilaku menyimpang duduk di bangku
paling belakang atau tengah, pindahkan anak tersebut di bangku yang paling dekat
dengan guru agar guru dapat mengontrol perilakunya.
4.
Bisa juga dengan menerapkan strategi group contigencies yaitu
dengan memberikan hadiah atau reward yang dapat dimanfaatkan untuk seluruh
kelas bukan perindividu berdasarkan perilaku yang dinginkan oleh guru. Jika
satu siswa saja melakukan kesalahan maka reward tidak dapat diberikan kepada
seluruh kelas. Misalkan siswa dapat memperoleh istirahat 15 menit lebih awal
jika dapat memenuhi perilaku yang diinginkan guru. Buat group anak-anak
campuran sehingga mereka semakin sedikit ruang dalam melakukan penyimpangan.
2.2.2 Dengan
Teknik Stimulus Aversif
Siswa yang sering membuat keributan di kelas, sering datang
terlambat dalam kelas, sering bercanda, sering meninggalkan tempat duduk tanpa
izin ketika jam pembelajaran berlangsung juga bisa diatasi dengan menggunakan
teknik aversif.
1.
Teknik aversif bersyarat dengan menggunakan isyarat non verbal.
Dengan menjalin kontak mata dengan murid, memberi isyarat-isyarat dengan
meletakkan jari dimulut ketika anak mulai ribut, dengan pandangan mata yang
berbeda atau bisa dengan tangan untuk menghentikan perilaku yang dimunculkan.
2.
Dengan mendekati anak yang mulai bertindak meyimpang. Biasanya
hanya dengan didekati anak akan diam kembali. Lalu terus melanjutkan aktivitas
belajar, biasanya ketika pembelajaran berlangsung akan ada jeda yang dimana
murid tidak melakukan apa-apa, pada kondisi ini murid yang mulai bosan akan
meninggalkan tempat duduknya lalu mengganggu yang lainnya atau mengajak yang
lain mengobrol, bercerita dan mulai ribut. Strategi yang dapat dilakukan adalah
dengan terus melanjutkan aktivitas belajar bisa dengan memberikan tugas ketika
jeda atau melakukan hal yang lainnya tentunya yang lebih menyenangkan, bisa
dengan bermain games atau quiz.
3.
Berikan tugas yang harus langsung diselesaikan oleh siswa agar
perilaku yang menyimpang tidak ditimbulkan, misalkan dengan memberikan waktu
dalam penyelesaiannya. Jika siswa tersebut mengabaikan tugas yang kita
perintahkan, maka ingatkan akan kewajibannya. Pantau terus dalam mengerjakan
dan beri pentunjuk jika dibutuhkan.
4.
Beri murid pilihan, dengan tanggung jawab yang harus
diselesaikannya. Memilih bertindak benar atau menerima konsekuensi negatif.
Beri tahu murid jika tindakan yang sesuai dan konsekuensi apa yang harus
ditanggung ketika dia melanggar.
2.2.3 Dengan
Teknik Token Ekonomi
Teknik ini merupakan kombinasi untuk meningkatkan, mengajarkan,
atau mengurangi berbagai perilaku. Prosedur yang harus dilakukan adalah dengan
memberikan satu tanda sesegera mungkin setelah perilaku yang diinginkan
dimunculkan.
Misalkan siswa yang sering tidak mengerjakan tugas dan sering
mendapatkan nilai jelek ketika quis atau ujian. Ketika siswa mau mengerjakan
tugas dengan baik selama tiga kali, guru akan memberikan reward pada siswa mengajaknya
jajan di kantin sekolah. Ketika siswa mau mengerjakan tugas dengan benar selama
10 kali maka guru akan memberikan hadiah dengan memberikan buku kesukaannya.
Hal tersebut dapat menumbuhkan motivasi siswa agar mau mengerjakan tugas
sekolahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam upaya guru memperkenalkan Tokoh Pahlawan Nasional dapat di
pekenalkan dengan berbagai cara, terutama dengan mengunjungi monument Pahlawan,
Memperlihatkan patung patung pahlwan yang dibangun sebagai simbolis mengenang
jasa para pahlawan, mengajak berziarah kem makam pahlawan, berlibur ke museum
yang banyak menyimpan tentang sejarah.
Di era digital saat sekarang ini dapat kita kenalkan para tokoh
pahlawan nasional dengan banyaknya di produksi filem mengenai tokoh pahlawan nasional,
yang dapat kita pertontonkan kepada anak didik kita, sekarang ini banyak
beredar video komik mengenai tokoh pahlawan, filem animasi dan lain sebagainya.
Pada zaman milenial saat sekarang ini banyak kita ketahui anak
kadang tidak terlalu menghargai perjuangan para pahlawan, prilaku anak anak
mulai menyimpang, inilah salah satu tantangan guru dalam mengatasi permasalahan
ini.
Karena dalam situasi kelas tidak semua bisa dikatakan stabil,
ketika dalam melakukan pembelajaran tidak semua siswa dapat kita atur sesuai
dengan apa yang kita atau lembaga inginkan, pasti akan kita menemukan siswa
yang selalu melanggar peraturan disekolah, selalu membantah guru, sering
mendapat nilai jelek dan sering mengganggu teman. Lalu bagaimana sikap guru
untuk menghadapi siswanya yang berperilaku tersebut. Tentu bukan hal yang biasa
lagi.
Perilaku tersebut tidak muncul dengan tiba-tiba, bisa juga
karena Siswa yang tinggal jauh dari orangtua kandungnya sehingga kurang adanya
kontrol yang diterima anak, atau Orangtua asuhnya tidak terlalu
memperdulikannya. Dan faktor lain yang kurang menjadi perhatian adalah karena
Guru dikelas selalu memarahi ketika siswa melakukan kesalahan.
Ketika guru ingin mempebaiki perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh anak, bisa melakukan dengan 3 teknik berikut ini: reinforcement, stimulus
avertif dan token ekonomi.
Itulah Teknik ang dapat di terapkan kepada peserta didik kita
yang berperilaku menyimpang dalam kelas. Misalkan siswa yang sering tidak
mengerjakan tugas dan sering mendapatkan nilai jelek ketika quis atau ujian.
Ketika siswa mau mengerjakan tugas dengan baik selama tiga kali, guru akan
memberikan reward pada siswa mengajaknya jajan di kantin sekolah. Ketika siswa
mau mengerjakan tugas dengan benar selama 10 kali maka guru akan memberikan
hadiah dengan memberikan buku kesukaannya. Hal tersebut dapat menumbuhkan
motivasi siswa agar mau mengerjakan tugas sekolahnya.
Contoh tersebut dapat diterapkan pada perilaku lain yang ingin
diperbaiki.
untuk mendapatkan file MS WORD silahkan klik DISINI
0 comments:
Post a Comment