Saturday, January 27, 2024

MAKALAH FILSAFAT UMUM, MAHASISWA MEMAHAMI SARANA BERFIKIR ILMIAH

 

MAKALAH

FILSAFATUMUM

MAHASISWA MEMAHAMI SARANA BERFIKIR ILMIAH

Dosen pengampu ; Dr.H.AS”AD ,SH/Dr Farhan

 

 

 

 

 


 

 

 

 

 

DI SUSUN OLEH ;

1.      MALINA

2.      FITRIANI

3.      NIKMAH

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENDIDIKANI ISLAM ANAK USIA DINI {PIAUD}

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDLATUL ULAMA

STITNU AL-MAHSUNILOMBOK TIMUR TP 2023/2024

KATA PENGANTAR

 

 

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang “SARANA BERFIKIR ILMIAH” .

Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan penyusun semata-mata. Namun, karena adanya bantuan dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait.

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari pengalaman dan pengetahuan masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan adanya kritik dan sarandari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan bisa lebih bermanfaat.

 

Danger, 16 oktober 2023

 

Penyusun

 


 

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL........................................................................................... I

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I    PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang................................................................................ 1

B.       Rumusan Masalah........................................................................... 2

C.       Tujuan............................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A.      Pengertian berfikir ilmiah............................................................... 4

B.       Sarana Berfikir Ilmiah..................................................................... 4

1.        Peran Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah........................ 6

2.        Peran Logika Sebagai Sarana Berfikir Ilmiah......................... 7

3.        Peran Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah................. 9

4.        Peran Statistika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah.................... 10

BAB III ........................................................................................................... PENUTUP

A.      Kesimpulan.................................................................................... 14

B.       Saran.............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... .. 16

 


BAB I

PENDAHULUANA.

 

 

A.           Latar Belakang

Kegiatan berfikir kita lakukan dalam keseharian dan merupakan ciri utama dari kita sebagai manusia ciptaan tuhan yang dianugerahi akal pikiran yang membedakan manusiadengan makhluk lain ciptaan tuhan. Berpikir merupakan upaya manusia dalam memecahkanmasalah. Secara garis besar berfikir dapat dibedakan antara berfikir alamiah dan berfikir ilmiah. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kehidupansehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya.

Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan saranatertentu secara teratur dan cermat. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Seseorang yang tidak  berpikir, berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuhkepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, danarti keberadaan dirinya di dunia.

Banyak yang beranggapan bahwa untuk “berpikir secara mendalam”, seseorang perlumemegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sebenarnya, mereka telahmenganggap “berpikir secara mendalam” sebagai sesuatu yang memberatkan danmenyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan “filosof”. Bagi seorang ilmuan penguasaan sarana berfikir ilmiah merupakan suatukeharusan, karena tanpa adanya penguasaan sarana ilmiah, maka tidak akan dapatmelaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik.

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alatuntuk membantu kegiatan ilmiah dengan berbagai langkah yang harus ditempuh. Berfikirilmiah merupakan berfikir dengan langkah-langkah metode ilmiah seperti perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengkajian literatur, menjugi hipotesis, menarik kesimpulan.

Kesemua langkah–langkah berfikir dengan metode ilmiah tersebut harus didukung dengan alat/sarana yang baik sehingga diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita lakukanmendapatkan hasil yang baik. 

Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat membantukegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh.

Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik,sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengehahuan yangmemungkinkan untuk bisa memecahkan masalah sehari-hari.

 Ditinjau dari pola berfikirnya,maka maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif,untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logikainduktif.Penalaran ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang padahakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak hipotesis yangdiajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berfikir ini dengan baik pula. Salah satu langkah kearah penguasaan itu adalah mengetahuidengan benar peranan masing-masing sarana berfikir tersebut dalam keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Berdasarakan uraian tersebut makadibuatlah makalah mengenai sarana berpikir ilmiah.

 

B.            Rumusan Masalah

1.             Bagiamana seseorang dikatakan berpikir ilmiah ?

2.             Apa yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah ?

3.             Sarana apa saja yang mendukung seseorang untuk berpikir ilmiah ?

 

C.           Tujuan

1.             Untuk mengetahui bagaimana seseorang dikatakan berikir ilmiah.

2.             Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah.

3.             Untuk mengetahui Sarana apa saja yang mendukung seseorang untuk berpikir ilmiah

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

A.           Pengertian Berfikir Ilmiah

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal, danempiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, danmengembangkan.

Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Prosesini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yangakhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalahkegiatan akal yang menggabungkan induksi dandeduksi.

Induksi adalah cara berpikir yangdi dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.

 

B.            Sarana Berfikir Ilmiah

Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya sebab fungsisarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah.Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :

a)             Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivits manusiauntuk menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.

b)             Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkaninduksi dan deduksi

c)             Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian- pembuktian.

d)             Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuanilmiah yang sudah ada.

Ilmu pengetahuan telah didefenisikan dengan beberapa cara dan defenisi untuk operasional. Berfikir secara ilmiah adalah upaya untuk menemukan kenyataan dan ide yang belum diketahui sebelumnya. Ilmu merupakan proses kegiatan mencari pengetahuan melalui pengamatan berdasarkan teori dan atau generalisasi. Ilmu berusaha memahami alam sebagaimana adanya dan selanjutnya hasil kegiatan keilmuan merupakan alat untuk meramalkan dan mengendalikan gejala alam. Adapun pengetahuan adalah keseluruhan halyang diketahui, yang membentuk persepsi tentang kebenaran atau fakta. Ilmu adalah bagiandari pengetahuan, sebaliknya setiap pengetahuan belum tentu ilmu. Untuk dapat melakukankegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu Bahasa matematika, dan statistika. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif. Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Salah satu langkahkearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah. Untuk itu terdapat syarat-syarat yang membedakanilmu (science), dengan pengetahuan (knowledge), antara lain;

a)             Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudiro, Adm. Dan Management Umum 1982. Ilmu harusmemiliki obyek, terminologi, metodologinya, filosofi dan teorinya yang khas.

b)             Menurut Prof.DR.Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial 1985. Ilmu jugaharus memiliki objek, metode, sistematika dan mesti bersifat universal. Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas:

·           Pengalaman

·           Otoritas

·           Cara berfikir deduktif

·           Cara berfikir induktif .

·           Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :

·           Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmu. 

·           Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya ada tiga, yaitu : bahasa ilmiah, logika dan matematika, serta logika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasiuntuk menyampaikan jalan fikiran seluruh proses berfikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berfikir deduktif sehingga mudah diikuti dan mudahdilacak kembali kebenarannya. Sedang logika dan statistika mempunyai peranan pentingdalam berfikir induktif dan mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

1.             Peran Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikaninformasi yang berupa pengetahuan dengan syarat bebas dari unsur emotif, reproduktif, obyektif, eksplisit. Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni:

a)        Sebagai sarana komunikasi antar manusia.

b)        Sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yangmempergunakan bahasa tersebut

Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringankebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagianyang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.Ada dua pengolongan bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :

a)        Bahasa alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu,yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi menjadi duayaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.

b)        Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa antifisial atau bahasasimbolik. Bahasa buatan inilah yang dikenal dengan bahasa ilmiah.

2.             Logika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

Menurut Bakhtiar (2009:212), ”Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis,valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuaidengan atura-aturan berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu”.Logika merupakan kumpulan kaidah-kaidah yang memberi jalan ( system) berpikir tertib dan teratur sehingga kebenarannya dapat diterima oleh orang lain. Logika akanmemberi suatu ukuran (norma) yakni suatu anggapan tentang benar dan salah terhadapsuatu kebenaran. Ukuran kebenarannya adalah logis (Sumarna, 2008:141).Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asas, aturan, dan prosedur penalaran yang benar.

Dengan istilah lain logika sebagai jalan atau cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar (Susanto, 2011:143) Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar. Dengan logik manusiadapat berpikir dengan sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jikaingin melakukan kegiatan berpikir dengan benar maka harus menggunakan kaidah-kaidah berpikir yang logis. Dengan logika dapat dibedakan antara proses berpikir yang benar dan proses berpikir yang salah.Menurut Susanto (2011:146), ada tiga aspek penting dalam memahami logika,agar mempunyai pengertian tentang penalaran yang merupakan suatu bentuk pemikiran, yaitu pengertian, proposisi, danpenalaran. Pengertian merupakan tanggapan ataugambaran yang dibentuk oleh akal budi tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan manusia mengenai realitas. Proposisi atau pernyataanadalah rangkaian dari pengertian-pengertian yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang terdapat diantara dua buah term. Penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan. Keberadaan ketiga aspek tersebut sangat penting dalam memahami logika.

Dimulai dari membentuk gambaran tentang obyek yang dipahami, kemudianmerangkainya menjadi sebuah hubungan antar obyek, dan terakhir melakukan proses berpikir yang benar untuk menghasilkan pengetahuan. Tiga aspek dalam logika tersebut harus dipahami secara bersama-sama bagi siapapun yang hendak memahami danmelakukan kegiatan ilmiah. Tanpa melalui ketiga proses aspek logika tersebut,manusia akan sulit memperoleh dan menghasilkan kegiatan ilmiah yang benar.Terdapat dua cara penarikan kesimpulan melalui cara kerja logika. Dua cara ituadalah induktif dan deduktif. Logika induktif adalah cara penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum dan rasional.

Logika deduktif adalah cara penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umumrasional menjadi kasus-kasus yang bersifat khusus sesuai fakta di lapangan (Sumarna, 2008:150). Kedua jenis logika berpikir tersebut bukanlah dua kutub yang saling berlawanan dan saling menjatuhkan. Kedua jenis logika berpikir tersebut merupakan dua buah saranayang saling melengkapi, maksudnya suatu ketika logika induktif sangat dibutuhkan danharus digunakan untuk memecahkan suatu masalah, dan pada saat lain yang tidak dapatmenggunakan logika induktif untuk memecahkan masalah maka dapat digunakan logikadeduktif. Seseorang yang sedang berpikir tidak harus menggunakan kedua jenis logika berpikir tersebut, tetapi dapat menggunakan satu logika berpikir sesuai dengan kebutuhanobyek dan kemampuan individunya.

3.        Peran Matematika Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah

Untuk melakuakan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana berfikir salah satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan secara berfikir ini ada dasarnyamerupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika adalah bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika  bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati. Bahasa verbel mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu. 

Untuk mengatasikekurangan kita berpaling kepada matematika. Matematika adalah bahasa yang berusahamenghilangkan sifat kabur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal. Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu denganlainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakanalat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melaluiabstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.

Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkanmasalah baik pada matematika maupun dalam bidang.

4.             Peran Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah

Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Konsep statistikasering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan.

Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut,yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya Statistika merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan kegiatanilmiah.

Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat. Statistika diterapkan secara luasdan hampir semua pengambilan keputusan dalam bidang manajemen.  Peranan statiskaditerapkan dalam penelitian pasar, produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai, kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan resiko dalam pemberian kredit dan lain sebagainya.Peranan Statistika dalam tahap-tahap metode keilmuan:

a)        Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populas.

b)        Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.

c)        Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif

d)        Alat untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan

Hubungan statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Logika, Matematika danStatistika, yaitu agar dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik, diperlukansarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah, dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif.

Matematikamempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulanyang bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir silogismus.

Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah untuk memungkinkan kita untuk menelaah ilmu secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk dapat memecahkan masalah kitasehari-hari.

Fungsi berfikir ilmiah , sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan dalam kaitankegiatan ilmiah secara keseluruhan. Dalam hal ini berpikir ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi pengetahuaannya berdasarkan metodeilmiah. Pada hakikatnya sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatanilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Pada langkah tertentu biasanyadiperlukan sarana yang tertentu pula. Oleh sebab itulah maka sebelum kita mempelajari sarana-sarana berpikir ilmiah ini kita harus dapat menguasai langkah-langkah dalam kegiatanlangkah berfikir tersebut. Sebagai makhluk hidup yang paling mulia, manusia dikaruniaikemampuan untuk mengetahui diri dan alam sekitarnya.

Melalui pengetahuan, manusia dapatmengatasi kendala dan kebutuhan demi kelangsungan hidupnya. Uraian mengenai hakikat berfikir ilmiah atau kegiatan penalaran memperlihatkan bahwa pada dasarnya, kegiatan berfikir adalah proses dasar dari pengetahuan manusia. Kita membedakan antara pengetahuan yang ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah.

Hanya saja, pemahaman kita tentang berfikir ilmiah belum dapat disebut benar. Perbedaan berfikir ilmiahdari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam dua faktor mendasar yaitu Sumber  pengetahuan dimana berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio dan pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan manusia dan ukuran kebenaran dimana berfikir ilmiahmendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pada keyakinan semata.

 


 

BAB III

PENUTUP

 

 

A.           Kesimpulan

Sarana berpikir ilmiah merupakan alat untuk membantu kegiatan ilmiah dalam berbagailangkah yang akan ditempuh agar memperoleh pengetahuan dengan benar.Tujuan mempelajari sarana berpikir ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan penelaahan ilmiah dengan baik untuk memperoleh pengetahuan yang benar sehingga dapatmeningkatkan kemakmuran hidup.Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu yang berupa sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir ilmiah berfungsi hanyalah sebagaialat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar memperoleh ilmu.Bahasa merupakan sarana mengkomunikasikan cara-cara berpikir sistematis dalammemperoleh ilmu.

Tanpa kemampuan berbahasa, seseorang tidak akan dapat melakukankegiatan ilmiah secara sistematis dan benar.Logika sebagai sarana berpikir ilmiah mengarahkan manusia untuk berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar. Logika membantu manusia dapat berpikirdengan sistematis yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jika ingin melakukankegiatan berpikir dengan benar maka harus menggunakan kaidah-kaidah berpikir yanglogis. Logika dapat membedakan antara proses berpikir yang benar dan proses berpikir yangsalah.Statistika tidak boleh dipandang sebelah mata oleh orang yang ingin mampumelaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik.

Penguasaan statistika sangat diperlukan bagiorang-orang yang akan menarik kesimpulan dengan sah. Statistika harus dipandang sejajardengan matematika. Kalau matematika merupakan sarana berpikir deduktif maka orang dapatmenggunakan statistika untuk berpikir induktif. Berpikir deduktif dan berpikir induktif diperlukanuntuk menunjang kegiatan ilmiah yang benar sehingga akan menghasilkan suatu pengetahuanyang benar pula.

 

B.            Saran

Saran dari makalah ini yaitu agar penulis dapat menambah literature lain mengenai pengertian istilah-istilah penting yang terdapat dalam tulisan agar pembaca dapat mudahmengerti.

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

 

Salam, Burhanuddin. 1997. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat Ilmu Bandung: Mulia Press.

 

Suriasumantri, Jujun S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

 

Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bakhtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

 

Sumarna, Cecep. 2008. Filsafat Ilmu. Bandung: Mulia Press.

 

Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan.

 

Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM. 2010. Filsafat Ilmu Sebagai Dasar  Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Liberty.

 

Susanto, A. 2011. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Bumi Aksara